Mohon tunggu...
Immanuel Tampubolon
Immanuel Tampubolon Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Manajemen Rekayasa Instiutut Teknologi Del

Menuju Tak Terbatas dan Melampuinya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Geospasial dalam Membantu Penanganan Corona di Indonesia

18 Juni 2020   14:24 Diperbarui: 18 Juni 2020   14:50 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011, Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada dibawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu. Berdasarkan hal tersebut, informasi Geospasial memili beberapa manfaat yang dapat digunakan dalam kebutuhan manusia dalam berbagai lini. Informasi Geospasial tersebut dapat digunakan dalambeberapa hal seperti:

  • Pembuatan peta
  • Membantu mengelola sumber daya alam (SDA)
  • Menetukan garis batas wilayah, pertanahan, dan pertahanan keamanan
  • Penyusunan tata ruang
  • Perancangan logistik

Seiring perkembangan waktu, tekologi Geospasial terus meningkat. Seperti teknologi radargrammetery dan Interferometry Synthetic Aperture Radar (InSAR) yang berguna untuk merancang data model ketinggian (DEM) dengan tingkat keakuratan yang tinggi. Selain untuk kebutuhan pada bidang Geologi yang dapat digunakan seperti pengelolaan SDA maupun tata ruang, Teknologi Geospasial juga dapat digunakan pada bidang logistik untuk membantu penanganan sebuah bencana, seperti tsunami, banjir, gempa bumi, erupsi gunung berapi, bahkan hingga pandemi layaknya Covid-19 yang sedang terjadi saat ini.

Covid-19 atau yang lebih dikenal dengan istiilah Corona merupakan sebuah virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada skala ringan, infeksi pernapasan tersebut hanya mengakibatkan flu pada penderitanya, namun pada skala berat Corona mampu menyebabkan infeksi paru-paru (pneumonia) dan beberapa komplikasi lainnya seperti infeksi sekunder pada organ lain, gagal ginjal, acute cardiac injury, acute respiratory distress synndrome, hingga kematian. Virus corona mampu menyebar dan menjangkit manusia dengan sangat cepat. Hal ini dibuktikan dengan wabah corona yang sudah menjadi sebuah pandemi yang menjangkit hampir di seluruh belahan dunia.

Di Indonesia sendiri, penyebaran corona terbilang cukup pesat. Per 18 juni 2020 sudah terjadi 41.431 kasus mayarakat yang positif terjangkit corona, 22.912 dirawat, dan 2.276 orang meninggal. Hal tersebut tentu sangat memprihantinkan mengingat kerugian yang ditimbulkannya, baik pada pemerintah maupun langsung kepada masyarakat itu sendiri.

            Dalam membantu penaganan wabah virus corona, informasi dan teknologi Geospasial beperan sebagai sumber data dari strategi rantai pasok (SCM). SCM sendiri berperan dalam membantu lini distribusi, teknis, menekan biaya tranportasi, dan meningkatkan kualitas penanganan wabah sampai ke tingkat yang optimal. Atau dengan kata lain, SCM beperan sebagai pengoptimalan logistik dari kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan dalam penanganan corona seperti obat-obatan, alat pelindung diri (APD), masker, makanan, minuman, dan lain lain. Dengan pengoptimalan dalam proses perancangan logistik tersebut, maka diharapkan pemenuhan kebutuhan dalam penanganan wabah corona dapat dilakukan dengan optimal baik dari segi pemasokan, pembuatan (pabrikasi), pengantaran (distribusi), dan juga biaya yang dikeluarkan dalam prosesnya.

Adapun strategi yang dapat dilakukan dalam perencanaan manajemen rantai pasok tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Manajemen Permintaan, manajemen permintaan merupakan suatu fungsi pengelolaan dari semua permintaan produk untuk menjamin bahwa penyusun jadwal induk mengetahui dan menyadari semua permintaan produk itu (Gaspersz, 1998). Informasi yang dibutuhkan dalam penangan corona ini adalah data jumlah kebutuhan dan permintaan produk dari konsumen di setiap daerah. Dengan begitu kebutuhan dan jumlah permintaan produk dapat terpenuhi.
  2. Perencanaan Kapasitas, pemerintah melakukan pengelolaan terhadap perencanaan kebutuhan kapasitas dengan melakukan peramalan dan penjadwalan terhadap produk yang dihasilkan yang dibutuhkan dalam penganan corona.
  3. Manajamen Kualitas Produk, pemerintah dapat menggunakan metode Total Quality Management (TQM) dalam manajemen kualitas produk. Hal ini dapat membantu dalam peningkatan kualitas produk, mencegah, mendiagnosa, dan mengatasi kecacatan produk.
  4. Proses Produksi, pemerintah bekerjasama dengan pihak terkait dalam mengontrol proses produksi agar dapat berjalan lancar dan menghasilkan produk berkualitas agar kebutuhan produk dalam mempercepat penangan corona dapat terpenuhi dengan baik.
  5. Penjadwalan Produksi, penjadwalan produksi dari produk untuk penangan wabah corona dapat menggunakan konsep optimalisasi ukuran lot untuk mengurangi ongkos produksi. Hal ini dilakukan dengan cara mempertimbangkan 3 hal, yaitu biaya yang dikeluarkan, biaya yang diterima, dan persediaan yang meliputi bahan baku, bahan setengah jadi, dan barang jadi yang paling besar pengaruhnya terhadap rencana produksi.
  6. Pengukuran Kinerja Produksi, pemerintah menjalin kerjasama dengan pihak terkait yang dapat membantu dalam penanganan corona di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan produksi alat-alat terkait yang dibutuhkan. Dengan demikian, hal ini dapat membantu dalam pemenuhan kebutuhan dan permintaan karena proses dan kapasitas produksi dapat lebih optimal.
  7. Pemasok Bahan Baku dan Bahan Lainnya, kegiatan produksi sangat bergantung pada pemenuhan ketersediaan bahan baku agar kegiatan produksi berjalan lancar dan tidak sampai terhenti karena kurangnya bahan baku yang tersedia. Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam menjamin ketersediaan bahan baku adalah menjalin kerjasama dengan beberapa pemasok sekaligus, sehingga dapat mempebesar peluang dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku apabila sewaktu-waktu terjadi lonjakan permintaan.
  8. Mekanisme Pemilihan Supplier, adapun pertimbangan yang dapat digunakan sebagai acuran dalam pemilihan supplier adalah sebagai berikut:
    • Memilih supplier
    • Evaluasi supplier
    • Optimasi supplier
    • Pemesanan dan pembayaran material
  9. Pergudangan Produk, pihak terkait harus dapat memerhatikan distribusi produk dimasing-masing wilayah lini gudangnya. Lokasi gudang yang sangat strategis akan lebih memudahkan pendistribusian produk sehingga kebutuhan dapat terpenuhi dengan baik.
  10. Moda Transportasi Produk, perencanaan transportasi berguna untuk perancangan sistem transportasi yang bertujuan untuk pendistribusian produk ke berbagai daerah di Indonesia. Pemilihan moda transportasi yang sesuai sangat penting karena hal ini berkaitan dengan efisiensi pergerakan, ruang di wilayah tertentu agar dapat mencapai dan memenuhi kebutuhan dan permintaan di suatu wilayah tertentu.

Dengan pemberdayaan informasi dan teknologi Geospasial menggunan strategi rantai pasok (SCM) diharapkan mampu membantu dalam penanganan wabah virus corona, agar pemerintah maupun masyarakat khususnya di Indonesia mampu segera keluar dari kesulitan ataupun kerugian yang telah banyak diakibatkan oleh pandemi ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun