“Hidup bersama sebagai keluarga Allah.”
Itulah pesan Natal tahun ini untuk seluruh Gereja Katholik di Indonesia dan Persekutuan Gereja se Indonesia.
Ini Saya dengar langsung dari pernyataan Romo Antonius Wahyuliana, CM yang adalah Pastur pada Paroki Gereja Santo Vincentius A Paulo Batulicin Tanah Bumbu Kalsel, menjawab perntayaan Saya tentang pesan Natal.
Selanjutnya kata Romo, Yesus lahir di kandang yang hina dan sederhana. Ia ingin keluarga-keluarga juga hidup sederhana. Karena di jaman sekarang tantangannya adalah hidup berkeluarga, yang mana hidup berkeluarga jaman sekarang yang paling penting berani membangun hidup yang sederhana.
Sungguh suatu refleksi dari kondisi kelahiran Yesus yang sangat sederhana namun dengan pengertian yang sangat dalam dan mengena untuk membangun hidup dan kehidupan di jaman sekarang yang dikepung oleh berbagai pola seperti; materialisme dan hedonisme.
-Berani membangun hidup sederhana.
Dipastikan sangat sedikit orang yang berani membangun hidup yang sederhana di tengah gencarnya godaan duniawi dengan berbagai bentuk dan pola serta persaingan.
Satu dari produk yang melawan pola hidup sederhana adalah perilaku koruptif dan perbuatan korupsi dan sejenisnya. Ketidak beranian untuk melakukan hidup sederhana lah yang membuat setiap orang berani mengambil risiko melawan norma agama dan hukum. Kasus seperti Papa Minta Saham dan Prostitusi Selebritas; adalah diantara perbuatan yang didorong dan disebabkan oleh ketidak beranian melakukan pola hidup sederhana dalam koridor yang aman dari melawan norma agama dan hukum.
Secara kebetulan tahun ini perayaan Natal oleh umat Kristiani bersamaan dengan momen peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang bila dibandingkan antara kata “Natal” dan “Maulid”, maka maknanya sama, yakni kelahiran.
Inilah bulan dimana lahir 2 nama yang sangat penting dan mempengaruhi peradaban dunia; Yesus (Isa AS) dan Muhammad SAW. Keduanya sama-sama memiliki kesederhanaan hidup yang sangat jauh dari kemewahan duniawi.
Kita berharap umat Kristiani terutama di Indonesia akan mengambil refleksi dari tempat kelahiran Yesus di kandang yang hina dan sederhana. Dan juga sama berharapnya kepada umat Islam terutama di negeri ini untuk tidak sekedar seremonial memperingati Maulid Nabi, tapi meneladani hidup Beliau.