Mohon tunggu...
Mima Bejo
Mima Bejo Mohon Tunggu... Guru - Blackrose

Seseorang yang lapar dan haus akan ilmuMu . Prasastikan hidupmu dengan tulisan. Follow your dream they know they way. (Guru SD Al Falah Darussalam 2 ICP)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ekskul Wajib Tari Tradisional Angkat Identitas Bangsa

19 April 2018   05:45 Diperbarui: 19 April 2018   08:45 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artikel (opini) : Menguatkan Pendidikan, Memajukan kebudayaan.

Indonesia memiliki banyak sekali macam ragam budaya yang membuat iri para negara tetangga. Bermacam-macam suku, pakaian adat, lagu daerah dan salah satunya adalah seni tari. Kesenian tari tradisional merupakan salah satu ciri dari suatu daerah, yang dikenal sebagai sesuatu yang khas dari budaya Indonesia, sehingga upaya pelestariannya menjadi sebuah keharusan.

Tari remo dan ludruk sudah dikenal sejak jaman perjuangan kemerdekaan, yang digunakan sebagai sarana memompa semangat perlawanan rakyat terhadap penjajah. Tari Remo adalah salah satu tarian khas Jawa Timur, yang berkembang di beberapa kota seperti Surabaya, Mojokerto, dan Jombang. 

Tarian ini pada awal mulanya merupakan bagian pembuka dari pertunjukan seni tradisional Ludruk, yang berisi parikan dan kidungan, serta seni peran rakyat kelas bawah. Menurut pegiat seni sekaligus pelatih tari Remo di Sanggar Laboratorium Remo Surabaya, Dini Ariati, semangat juang yang tidak kenal menyerah merupakan nilai yang menjadi inti dari tari Remo.

Selain dukungan pemerintah, Dini juga berharap masyarakat luas khususnya orang tua, bersedia memperkenalkan budaya tradisional kepada anak-anak mereka. Pengenalan sejak dini kesenian tradisional pada anak akan menjadi fondasi yang kuat dari orang tua untuk mengajarkan anaknya mencintai seni budaya tanah air, tutur Dini pada VOA Indonesia.

Dari kutipan berita di VOA Indonesia,Tari Remo merupakan salah satu icon pariwisata budaya Indonesia. Sungguh amat disayangkan jika punah dan terbuang. Pesan para pegiat seni tradisional adalah silahkan dikenalkan budaya bangsa terutama Tari Remo ke anak-anak zaman sekarang bukan hanya dikenalkan tarian modern saja. 

Dengan membawa mereka berkunjung ke sanggar-sanggar tari, melihat pentas seni, membuka wawasan tentang betapa kaya negeri kita akan budaya dan menyadarkan mereka bahwa kita tidak boleh malu akan budaya asli Indonesia.

Di Surabaya sudah digalakkan pengenalan budaya tari Remo tiap tahun (9/7/2017) bertempat di Taman Surya Surabaya. Acara tersebut disebut Cross Culture Festival (CCF) Internasional Folk Art. Di mana saling bertukar pagelaran antara tari Remo dan tari Yosakoi dari jepang, dan turu hadir Walikota Surabya Ibu Tri Rismaharini.

Dari sekian usaha dalam melestarikan tari remo yang kebanyakan dari masyarakat umum, sekarang giliran para tenaga pendidik ikut ambil alih. Sebagai guru di sekolah sungguh sangat miris jika budaya asli Indonesia akan punah dan mungkin akan menjadi santapan negara-negara lain untuk ikut mengakui budaya "emas" tersebut menjadi budaya negaranya.

Kita hanya bisa melongo dan kebakaran jenggot jika hal itu sampai terjadi. Apakah anak-anak ikut merasa seperti itu juga, mungkin iya mungkin tidak. Mereka ikut geram karena budaya mereka diambil orang, dan tidak ada respon karena budaya daerah tersebut tidak terlalu penting bagi mereka. Alias tidak membawa andil yang besar dalam kehidupan anak-anak.

Luar biasa membelalakkan mata fenomena yang terjadi saat ini dan memang ada di sekitar kita. Apakah mereka salah seperti itu?Tidak, mereka hanya plagiat ulung dari sosok dewasa di sekitarnya. Tugas kita sebagai guru sungguh sangat dinanti perannya dalam melestarikan budaya daerah tersebut. Dari situlah muncul banyak ide-ide inovatif bagaimana mereka akan mengerti dan sangat mencintai "posesif" dengan budaya Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun