Beberapa hari terakhir Yogyakarta kembali dihadapkan pada persoalan sampah. Permasalahan ini sudah berulangkali terjadi dan belum ada solusi. Bahkan terjadi lagi berulangkali dengan sumber permasalahan yang tetap sama yakni masalah Tempat Pembuangan Akhir yang bersinggungan dengan warga sekitar.
Sampah satu hari saja sudah menimbulkan bau yang tidak sedap apalagi sampai berhari-hari. Bisa dibayangkan efek buat lingkungan sekitar. Selain menimbulkan bau yang tentunya bukan parfum yang diminati, tapi bisa menimbulkan sumber penyakit. Apalagi di saat Indonesia dilanda wabah Hepatitis Misterius 'akut' yang sedang mengguncang dunia.
Dari data Bappeda Yogyakarta didapatkan data betapa kebutuhan pengelolaan sampah sudah sangat mendesak ,karena volume sampah terus bertambah tidak seimbang dengan daya tampung TPA yang ada.
Butuh pemikiran semua pihak di semua lini bahkan sampai di tingkat yang terkecil yakni warga di tingkat RT untuk memikirkan pengelolaan sampah yang benar dan bermanfaat. Jika kita bisa mengambil keuntungan dari sampah, maka  bukan hal yang mustahil ini menjadi sumber pemasukan bagi paguyuban terkecil yakni RT.
Ada banyak contoh manfaat yang bisa kita ambil dari sampah. Contoh dari sampah botol plastik saja bisa kita manfaatkan menjadi benda-benda yang indah seperti bunga , vas/pot tanaman, dan sebagainya. Sampah basah bisa kita jadikan kompos/pupuk alami. Potongan-potongan sayur bisa kita tanam kembali.
Sebenarnya inti permasalahannya adalah kemauan dan kesadaran semua pihak untuk bergerak bersama mencari solusi terbaik serta melaksanakannya. Karena kalau hanya sebatas wacana di medsos maka persoalan tidak akan pernah selesai.
Mari kita jadikan sampah sebagai sumber pemanfaatan baru bagi kita dan lingkungan.
