Selanjutnya harus memilah dan memilih kata atau frase yang sudah Anda cipta. Tujuannya, agar tulisan ada nantinya memiliki cita rasa bagi pembaca. Lazimnya, kata dan frase yang memiliki kandungan gizi tinggi itu enak dinikmati.
Kandungan gizi sebuah kata dan frase ditentukan oleh dinamit makna yang mampu diledakkan, keindahan bunyi bahasa saat dilafalkan, dan tentu keterpaduan di antaranya.
Dengan begitu, kata dan frase yang digunakan untuk menjaring ide perlu dipikirkan, direnungkan sedalam lautan tempurung kepala Anda. Artinya, jika kosakata yang Anda simpan ada satu juta di kotak kata kepala, maka kata dan frase yang akan berloncatan ya yang terpilih dari satu juta kata itu. Jika, bank kata Anda ternyata hanya seribu, ya pilihan kata dan frasa itu yang muncul ya hanya dari jumlah itu.
Jadi, yuk belajar juga membuat deposito kata sebanyak-banyaknya di dalam kepala. Dengan memiliki jutaan deposito kata, maka Anda tidak akan mengalami mendapatkan kata terbaik dari sekumpulan kata terjelek he he he.
Cara Menjaring Ide
Nah, cara yang gampang menangkap ide itu begini.
1. Duduk diam di mana dan kapan Anda suka
Kok, duduk? Tidak boleh sambil jalan atau lari, ya? Tentu boleh, tetapi pengalaman membuktikan bahwa berjalan atau berlari sambil menulis itu sebuah siksaan! Jadi, duduk saja.
 2. Lihat, dengar, dan rasakan.
Ketika Anda sudah duduk di suatu tempat, mulai lihat. Satu-satu sapu dengan tatapan mata. Kalau perlu diulang menebarkan pandangan dan biarkan pikiran Anda berkeliaran.
Fungsikan juga telinga Anda. Biarkan pendengaran merekam segala bunyi orkersta alam ataupun buatan. Juga biarkan pikiran Anda menari di atas kesenangannya sendiri. Tidak usah dibatasi.
Dan pelan-pelan rasakan! Menyenangkan, menentramkan, menyejukkan hati, atau justru ngeri menakutkan? Segera tangkap!
 3. Tuliskan segera!
Tuliskan segera apa yang anda lihat. Kalau tidak lihat ya tulis apa yg anda dengar. Kalau tidak lihat dan tidak dengar ya tulis apa yang anda rasakan.
Kalau tidak juga merasakan, Â ya tulis begini saja, "Saya tidak lihat, tidak mendengar, dan tidak merasakan!" he he he nah, itu ide Anda. Dasar tidak punya perasaan hi hi hi.