Mohon tunggu...
Maulida Imania
Maulida Imania Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengapa Orang Lebih Suka Percaya Hoax?

2 November 2017   13:01 Diperbarui: 2 November 2017   13:07 1963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2Fpusam.umm.ac.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2017%2F01%2Fhoax-real.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fpusam.umm.ac.id%2Fhoax-dan-lunturnya-moderatisme-islam%2F&docid=jwWzpYFZNuSKHM&tbnid=5AlDkT-hhrAfiM%3A&vet=10ahUKEwj70J6vlJ_XAhVGLY8KHebzCg4QMwhLKBQwFA..i&w=865&h=577&client=firefox-b-ab&bih=659&biw=1366&q=hoax&ved=0ahUKEwj70J6vlJ_XAhVGLY8KHebzCg4QMwhLKBQwFA&iact=mrc&uact=8

Seiring berkembangnya teknologi komunikasi, berbagai macam informasi dapat kita akses dengan sangat mudah. Tak peduli itu berita hoax atau benar, semuanya menjadi santapan publik. Berawal dari malas membaca berita, akhirnya kita hanya membaca bagian judul saja. Padahal sekarang banyak sekali berita yang judul dengan isinya tidak sama. Kebanyakan dari berita itu bertujuan untuk menarik peminat pembaca. Dan akhirnya, informasi yang kita dapat tidak sesuai dengan kenyataannya karena tidak secara teliti dalam membaca berita. Namun, dengan minimnya klarifikasi berita, kita langsung percaya lalu sharedan shareberita yang belum tentu kebenarannya tersebut sehingga virallah hoax tersebut. Itulah salah satu penyebab maraknya hoaxdi Indonesia.

Banyak sekali pesan-pesan dari whatsapp yang terus disalin dan dibagikan kembali. Pesannya menggunakan kata-kata indah, dihiasi dengan berbagai emoji yang tentu menarik pembaca. Ditambah lagi dengan judul yang terkadang tidak sewajarnya. Hal ini membuat orang membacanya tertarik untuk membagikan kembali. Dan fatalnya, banyak orang yang malas membaca sampai selesai, dan langsung percaya dengan judulnya saja tanpa melakukan klarifikasi terlebih dahulu.

Konten yang sangat sering disalah gunakan biasanya mengandung unsur keagamaan, politik, sara, dan kritik oknum yang tidak bertanggung jawab terhadap pemerintah.

Mengapa orang Indonesia sangat mudah percaya dengan berita hoax? Salah satunya yang sudah saya sebutkan tadi, kurangnya klarifikasi dan informasi. Selain itu, orang akan lebih percaya dengan apa yang menjadi trending sekarang. Hal-hal yang sedang naik-naiknya dianggap sesuatu yang benar. Apalagi berita yang sedang trenditu lebih menarik dan unik. Mereka akan terus membagikan dan membicarakan hoaxdaripada kebenarannya.

Contohnya saja yang baru-baru ini terjadi. Masyarakat sangat dibingungkan dengan adanya kebijakan registrasi ulang kartu perdana yang menggunakan NIK dan nama ibu kandung. Ada oknum yang menyebarkan bahwa kebijakan Menteri Komunikasi dan Informatika itu adalah hoax. Hingga kini masih banyak teman-teman yang bingung, informasi mana yang sebenarnya benar? Ada yang mengatakan jika kita mengisi form pada website yang sudah banyak disebarkan, maka informasi pribadi kita akan terekspos. Katanyaitu ulah hacker. Tentu hal ini menimbulkan kebingungan dan keresahan di kalangan masyarakat. Sampai saat ini, sebenarnya saya juga masih bingung informasi mana yang benar.

Lalu apa yang harus kita lakukan agar tidak termakan berita hoax? Pertama, cari tahu dahulu kebenarannya dari berbagai sumber. Ini yang saya lakukan saat menghadapi  problemdi atas. Tak hanya artikel berita, jika perlu cari bukti vidio pernyataan langsung dari sumber terkait di youtube. Memang hal itu belum bisa dipercaya 100% namun setidaknya ada bukti yang lebih kuat yang menyatakan kebenaran berita.

Hoaxmemang sedang eksis sekarang. Maka dari itu, butuh kebijaksanaan kita dalam menerima dan menyerap informasi mana yang benar dan mana yang salah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun