Mohon tunggu...
Iman Agung Silalahi
Iman Agung Silalahi Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar hidup sehat holistik

Selalu merasakan sebuah kebahagiaan tersendiri saat mitra kerja atau sahabat berhasil menemukan inspirasi dan keyakinan diri untuk mencapai apa yang diimpikannya. Tertarik menjadi pembelajar hidup sehat holistik sejak Februari 2021 setelah resmi menyandang status penderita diabetes tipe 2.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Indonesia Kita Tidak Tertidur, Indonesia Kita Sudah Bangkit, Indonesia Kita Sedang Bekerja!

20 Mei 2021   07:26 Diperbarui: 20 Mei 2021   08:19 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia kita adalah bagaikan raksasa yang sedang tertidur. Ah, kata siapa? Indonesia kita dan kita Indonesia, maksudnya? Indonesia kita bagaikan raksasa, ini memuji atau menghina? Indonesia kita sedang tertidur?

Siapa yang katakan bahwa Indonesia kita adalah raksasa yang sedang tertidur. Memangnya kenapa kalau ada yang mengatakan bahwa Indonesia kita adalah raksasa yang sedang tertidur? Ada yang marah? Siapa yang marah? Tapi kenapa harus marah?

Lalu, memangnya kamu mau katakan apa tentang Indonesia kita? Katakan saja apa yang terlintas di dalam pikiranmu tentang Indonesia kita. Saya mau dengar juga. Yang pasti, saya bangga menjadi anak Indonesia.

Indonesia kita adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia, nusantara di garis khatulistiwa, yang terbentang luas dari Sabang di ujung barat sampai Merauke di ujung timur, dan dari Miangas di ujung utara sampai  pulau Rote di ujung selatan; negara yang terletak strategis di antara daratan Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia

Indonesia kita adalah sebuah bangsa yang besar sejak dulu kala, bangsa yang memiliki peradaban luhur seharum dan semerbak kekayaan rempah-rempahnya, bangsa yang kekayaan alamnya telah menarik hawa nafsu bangsa penjajah; negara yang telah merdeka dan berdaulat sejak 17 Agustus 1945, dan disebut sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia,

Kita Indonesia, kita bukan Israil dan kita bukan juga Palestina. Kita Indonesia, kita negara yang berdasarkan Pancasila dan bukan negara yang berdasarkan khilafah. Kita Indonesia, kita bangsa merdeka, bukan bangsa yang mau dijajah. Kita Indonesia, bangsa yang cinta damai, bukan bangsa yang  suka bikin huru-hara.

Indonesia kita adalah bagaikan raksasa, bukan makhluk kerdil, gak suka didikte dan gak bisa juga ditakut-takuti. Karena, Indonesia kita adalah bangsa yang kaya raya, yang hutan, sawah, ladang dan lautannya menyimpan harta kekayaan yang luar biasa, anugerah Tuhan yang Mahakuasa. Karena juga, Indonesia kita dengan populasi penduduk sekitar 270 juta jjiwa menurut Sensus Penduduk Indonesia 2020 adalah sebuah pasar yang sangat besar. Indonesia kita harus menjadi pasar bagi produk-produk dalam negeri, bukan produk-produk impor dari luar negeri.

Cintailah produk-produk Indonesia. Ada apa denganmu kalau kalau kamu ingin dan bahkan bernafsu untuk mengimpor produk-produk dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan bangsamu ketika bangsamu bisa memproduksinya sendiri?

Indonesia kita adalah bagaikan raksasa karena berbagai kekayaan yang dimilikinya, baik yang ada di atas permukaan tanah ataupun yang tersimpan di dalam lautan dan di bawah permukaan tanah. Indonesia kita adalah bagaikan raksasa karena juga kekayaan seni dan budaya serta peradaban luhur yang dimilikinya. Indonesia kita adalah bagaikan raksasa. Bangsa-bangsa lain pun memujinya. Kamu?

Indonesia kita sedang tertidur? Apa iya, Indnesia kita sedang tertidur? Tidak! Indonesia kita tidak sedang tertidur. Indonesia kita sedang bekerja. Kerja...! Kerja ...! Kerja ...!

Indonesia kita sedang ngebut membangun jalan tol. Dilansir dari gridoto.com, hingga Oktober 2020 panjang jalan tol yang beroperasi sudah mencapai 2.303,8 km. Rencananya hingga 2024 panjang jalan tol di seluruh Indonesia akan mencapai 4.817 km. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk mendapakan manfaat ekonomi dari semakin cepatnya proses distribusi. Iya, 'kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun