Halo teman-teman sesama diabetesi. Salam sehat dan tetap semangat!
Nasi memang sudah menjadi bubur. Tapi aku gak mau cepat-cepat dikubur. Kalaupun sekarang aku seorang diabetesi, aku akan wujudkan mimpi.
Tak 'kan lari gunung dikejar. Tak terlambat kita 'tuk belajar. Kalaupun kita adalah korban manisnya gula, kita bisa kelola diabetes dan gejalanya.
Demikianlah dua bait puisi yang muncul di awal tulisan saya kali ini. Puisinya sih gak hebat-hebat amat. Hanya sekedar memberi semangat bagi saya yang sedang penat.
Kali ini saya ingin bercerita tentang bagaimana menu makanan saya berhasil menjinakkan gejala diabetes saya. Sudah lebih dari satu bulan lamanya saya menjalankan metode intermittent fasting untuk mengendalikan kadar glukosa darah. Hasilnya sampai saat ini ternyata memang sangat memuaskan saya. Semoga pengalaman saya ini boleh juga menjadi inspirasi bagi sahabat dan saudara.
Intermittent fasting
Menurut dr. Putri Sakti Dwi Permanasari, M.Gizi, Sp.GK sebagaimana dilansir dari situs limone.id, bahwa intermittent fasting adalah sebuah pola diet yang dibagi menjadi periode puasa dan jendela makan. Dikatakan bahwa aturan dasarnya adalah sbb:
- Selama periode puasa, beberapa jenis minuman seperti air, teh dan kopi diperbolehkan untuk dikonsumsi.
- Selama jendela makan, dipersilakan untuk mengkonsumsi makanan apa saja yang disukai.
Prinsip dari intermittent fasting adalah mengurangi asupan kalori sehingga tubuh akan membakar lebih banyak lagi cadangan energi, baik yang dalam bentuk glikogen yang ada di sel hati dan sel otot, ataupun yang dalam bentuk trigliserida yang ada di sel hati dan juga di sel lemak, pada saat periode puasa.
Ada beberapa pola dalam melakukan intermittent fasting. Tapi dua pola yang cukup dikenal adalah sbb:
- Pola harian dengan format 16/8, di mana setiap harinya ada pembatasan waktu selama 16 jam untuk stop makan atau berpuasa dan jendela waktu selama 8 jam untuk makan.
- Pola mingguan dengan jendela 5:2, di mana setiap minggunya ada jendela waktu selama lima hari untuk makan sebagaimana biasanya dan dua hari untuk stop makan atau berpuasa.
Dilansir dari situs klikdokter.com, diterangkan bahwa intermittent fasting memberikan beraneka ragam manfaat seperti: menurunkan berat badan, mengurangi resistensi insulin atau menurunkan kadar glukosa darah, mengurangi tanda-tanda peradangan, menjaga kesehatan jantung dan otak, dan mencegah kanker dan memperlambat penuaan.
Tadinya, tujuan saya melakukan intermittent fasting adalah untuk menjinakkan kadar glukosa puasa yang selalu bergerak liar di atas 150 mg/dL. Ini saya lakukan dengan nekad karena saya tidak kuat menahan sembelit yang luar biasa sebagai efek samping obat (metformin dan glibenclamide) yang diresepkan dokter kepada saya untuk menurunkan kadar glukosa darah.