Mohon tunggu...
Lukman Hamarong
Lukman Hamarong Mohon Tunggu... Administrasi - Sangat sulit menjadikan aku seperti kamu, karena aku adalah aku, kamu ya kamu

Mengalir seperti air

Selanjutnya

Tutup

Bola

Hari Penghakiman buat Argentina

10 Oktober 2017   22:04 Diperbarui: 10 Oktober 2017   22:44 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Foto profil saya di facebook sangat jelas memberikan kesan bahwa Lionel Messi akan kembali mengibarkan kostum bernomor 10 miliknya kepada para peragu yang selama ini mengumbar nyinyiran dan ejekan kepada pemilik lima ballon d'or tersebut. Suka tidak suka, para hater's akan selalu hadir dalam setiap ruang dan waktu. Dia akan selalu memberikan tekanan demi tekanan untuk membuat Messi kolaps dan berakhir tragis dengan tangisan di ujung peluit sang wasit, sehingga mimpi meraih Piala Dunia akan terkubur dan mungkin akan abadi, mengingat usia yang semakin menua.

Doa terburuk yang dikirim para pembenci harus dimaknai secara elegan. Bahwa haters hadir untuk mengganggu suasana kebatinan kita adalah keniscayaan. Momentum untuk mengumbar ejekan kini terhampar luas di depan. Mereka sepertinya akan membuka karpet merah untuk menanti datangnya bala bantuan guna memberondong kita dengan senjata nyinyiran, pistol bully dan segudang peluru caci maki.  

Bagaimana kita harus bersikap menjelang hari penghakiman buat Argentina? Biarkan mereka (haters) bicara apa. Biarkan mesin waktu berputar. Biarkan air mengalir. Karena itulah hakikat penciptaan di dunia, selalu bergerak sesuai fungsinya. Satu yang harus dilakukan oleh seluruh fans Argentina adalah tetap "welcome" dengan ejekan tersebut. Siapa tahu ejekan itu adalah doa untuk orang-orang yang teraniaya.

Argentina di ujung tanduk. Argentina berjuang lolos dari lubang jarung. Apapun judul yang dibuat media, Argentina harus tetap fokus tanpa tekanan. Argentina harus pura-pura lupa kalau dia di ujung tanduk. Argentina harus pura-pura lupa kalau dia masuk ke dalam lubang jarum. Dan Argentina harus menganggap haters lagi menyanjungnya dengan doa-doa terbaik. Lupakan yang aneh-aneh, dan tetap ingat kami yang selalu menjadi perisai di kala sulit.

Ingat, harapan itu masih ada. Jaga harapan itu agar tak sirna. Karena dengan menjaga harapan, semangat untuk bangkit dari situasi sulit acapkali muncul tiba-tiba. Desmon Tutu mengatakan, harapan adalah kemampuan kita melihat setitik sinar di kegelapan. Argentina oleh haters telah masuk ke dalam kegelapan. Biarlah kita di kegelapan sementara, karena di kegelapan itu, kita masih mampu melihat setitik cahaya yang membuat kita bisa keluar meninggalkan kegelapan. Argentina, jadikan Ekuador sebagai lawan yang normal, karena hari penghakiman akan segera datang. Lolos tidaknya, Argentina selalu di hati (Lukman Hamarong)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun