Mohon tunggu...
Imam Prasetyo
Imam Prasetyo Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya muslim

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Jokowi, Koen Jancuk!

6 Februari 2019   08:46 Diperbarui: 6 Februari 2019   15:11 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Iseng saja nulis, se-iseng para relawan pendukung fanatik Jokowi menganugerahi panggilan akrab kepada Jokowi, Jancuk. Meskipun ternyata itu berupa akronim dari beberapa kosa kata keren penuh pesona tetap publik lebih mengingat bahwa jancuk adalah sebuah umpatan khas suroboyoan.

Dan tidak perlu menunggu berhari-hari, rezim yang gemar merevisi segala sesuatu pernyataan yang kadung dilempar ke publik ini merevisi. Para lingkaran meralat anugerah gelar 'jancuk' itu.

Beberapa artikel yang bisa didapatkan dari berbagai situs, jancuk sebenarnya adalah sebuah nama dari tank infanteri pasukan Belanda saat agresi mereka ke tanah Indonesia. Sebuah tank pabrikan Jerman yang didinding tank itu ada tulisan "Jan Cook". Yang setiap tank ini berseliweran akan memakan korban para pejuang yang tengah merintis penuh darah kemerdekaan Indonesia. Setiap menyalak, Jan Cook selalu memakan korban yang tidak sedikit.

Tak heran setiap tank ini muncul ditengah palagan peperangan bersahut-sahutan para pejuang kemerdekaan,"Jan cook, Jan cook!" Hingga akhirnya menjadi ungkapan khas suroboyoan untuk sosok yang menyebalkan, membuat jengkel dan amarah sebutan jancuk itu.

Atau Jancuk merupakan pergeseran dari kata e*cuk atau dalam bahasa Inggris dikenal sebuah kosakata yang kerap kita dengar jika menonton film besutan Holywood yakni 'motherfucker'. Sebuah kosakata yang mesum dan tidak patut untuk disebut ditengah kumpulan bocah-bocah yang tengah berburu identitas.

Entah kenapa Jokowi mesam-mesem dan begitu senang dipanggil Jancuk? Mestinya para psikolog atau para pakar prilaku bisa menjadikan presiden ketujuh Indonesia sebagai obyek penelitian klinis. Seseorang yang bungah dipanggil Jancuk.

Bagi oposan, panggilan tersebut setidaknya meng-afirmasi semua tudingan bahwa Jokowi adalah sebuah tank infanteri yang setiap 'menyalak' akan memakan banyak 'korban'. Sebut saja Jonru, Asma Dewi, Ahmad Dani, Alfian Tanjung dan beberapa nama seperti Rocky Gerung dan Slamet Ma'arif (Ketua Persaudaraan Alumni 212) yang dilaporkan dengan pasal ujaran kebencian. Belum lagi beberapa kepala daerah yang terindikasi berseberangan orientasi politiknya dengan rezim Rapopo ini yang di intimidasi sedemikian rupa bahkan ada yang berurusan dengan Bawasla karena menunjukkan angka dua lewat acungan jari tangannya.

Panggilan Jancuk sebuah panggilan realitas bahwa di era Orde Rapopo ini prilaku mesum seakan mendapatkan panggung. Kasus temu ramah penganut prilaku menyimpang seperti LGBT di Bali meskipun konon akhirnya dibatalkan atau PSI, partai amuba yang pongah menolak poligami tapi berkampanye tentang persamaan hak untuk LGBT mulai terang-terangan menjajakan nilai-nilai mesum. "Yok opo Cuk!"

Mungkin karena mendapatkan tempat dihati beberapa warga Suroboyo dan senang hati dipanggil Jancuk membuat Jokowi berani dan nekat melawan Vladimir Putin. Presiden gemar revisi ini menyerang para oposan dengan istilah Propaganda Rusia yang kemudian diimbuhkan frasa 'Ala' sehingga membuat Dubes Rusia merasa perlu meminta Jokowi untuk mengklarifikasi tentang tudingan itu.

Propaganda Rusia atau dikenal dengan "Firehouse of Falsehood" merupakan teknik propaganda yang memiliki ciri khas melakukan kebohongan-kebohongan nyata (obvius lies) guna membangun ketakutan publik. Dengan tujuan mendapatkan keuntungan posisi politik sekaligus menjatuhkan posisi politik lawannya yang dilakukan lebih dari satu kali atau secara terus menerus (repetitive action), dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (5/10/2018).

Menggunakan definisi diatas, maka obvius lies yang bisa dikumpulkan adalah tentang sesumbar Jokowi tidak akan impor, kedaulatan pangan dan berjanji dengan tingkat keyakinan tinggi kelak akan membuka puluhan juta lapangan kerja. Sesumbar dari sekian janji Jokowi saat berkampanye ditahun 2014 lalu masih bertebaran di internet. Silahkan unduh sebelum "Mr. Kamu Yang Gaji Siapa" akan menggerakkan semua komponen di departemennya untuk menghapus konten-konten yang memuat kebohongan-kebohongan rezim ini. Lalu menciptakan stigma jika pemerintah akan disuksesi oleh islam radikal hingga keluarlah sebuah istilah tolol seperti Islam Nusantara. Kami nasionalis dan kalian radikalis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun