Mohon tunggu...
Imam Prasetyo
Imam Prasetyo Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya Muslim

Selanjutnya

Tutup

Politik

Profil Pilkada: #2019GantiPresiden VS Jokowi2Periode

2 Juli 2018   08:13 Diperbarui: 2 Juli 2018   09:51 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebuah analisa dari Denny JA tentang anomali hasil quick count dan real count yang menunjukkan adanya simpangan data yang ekstrim dengan margin of error yang mereka tetapkan. Seperti juga substansi yang pernah penulis publikasikan tentang para bandit penggiring opini publik sebelum masa pemilihan berlangsung. 

Para undecided voters dan swing voters yang masih dalam kalkulasi personal untuk menjatuhkan hak pilihnya kepada pasangan tertentu menjadi obyek yang disasar para bandit tersebut. Disitulah mereka mungkin dibayar oleh user.

Ceruk besar dalam rentang 25-33% para voters yang masih "galau" tersebut yang menjadi materi yang diperebutkan oleh kontestan. Dan beberapa pasangan yang menampar "profesionalitas" Yunarto Widjaja, Saiful Mujani dan beberapa pollsters kelas artis tersebut dengan fakta adanya angka yang simpangannya hingga menyentuh angka 300% antara margin of error dengan persentase suara yang masuk ke pasangan yang sebelumnya hanya diberi angka menghina seperti 7%-11%.

Seperti pasangan Asyik (Ahmad Sudrajat dan Syaikhu di Pilgub Jabar) dan pasangan SS-Ida di Pilgub Jateng. Kedua pasangan betul-betul menyajikan fakta miris betapa kerjaan para bandit berbaju pollsters tersebut terhempas ke tanah. Kedua pasangan ini merontokkan stigma tentang obyektifitas, netralitas dan "apa adanya" dari hasil publikasi survei yang pernah dilakukan.

Denny JA, setelah beberapa waktu tidak memberikan komentar kemudian mencoba memberikan sebuah analisa tentang latar belakang mengapa kedua pasangan tersebut bisa tampil diluar dugaan dan jauh melesat dari angka-angka elektabilitas yang pernah disampaikan sebelumnya ke publik.

Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menjelaskan autopsi  survei terakhir terhadap pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) di  Pilgub Jabar 2018, yang melonjak drastis. "Lonjakan itu terjadi karena  kombinasi beberapa variabel," kata Denny dalam siaran pers, Ahad (1/7).

Bagaimana dengan Sudirman-Ida di Jateng? Hasil quick count  LSI, Sudirman enam hari setelah publikasi mendapat dukungan 41-42  persen. Ada lonjakan sebesar 28-29 persen. Dari mana datangnya dukungan  itu? Denny menyimpulkan, mobilisasi sepekan terakhir  dari Sudirman-Ida berhasil membujuk 28-29 persen dari 33 suara pemilih yang masih mengambang. "Gerakan sepekan terakhir ini sangat efektif,"  katanya.

Mengapa hanya Jabar dan Jateng yang heboh  diantara 171 pilkada serentak tahun ini? Jawabnya, karena di wilayah itu  pilkada terasa pilpres. Dua kandidat, Asyik di Jabar dan Sudirman-Ida  di Jateng sangat tegas posisinya. Jika menang mereka mengusung  #2019GantiPresiden.

Meskipun ada beberapa publik figur dan politisi yang mencoba mengkebiri kemungkinan seperti yang disampaikan oleh Denny bahwa kekalahan pasangan Asyik dan SS-Ida adalah indikasi yang positif tentang peluang menguatnya Jokowi untuk melanjutkan pemerintahannya di periode kedua. Massa mengambang dan kemudian memutuskan ikut andil dalam menunjukkan sikap-sikap politik untuk mengakhiri rezim yang suram masa depannya ini membuat perhelatan 2019 nanti akan menjadi kontestasi Indonesia Raya. 

Perlawanan rakyat kentara menginginkan rezim pro hutang ini segera berakhir. Apalagi dalam beberapa daerah, sejumlah calon yang diusung PDI Perjuangan selaku partai pengusung Jokowi terpental berkeping-keping bahkan di Jawa Timur yang mereka menjual nama besar Soekarno pun tidak berhasil mengambil kursi kekuasaan.

Malahan pasangan Rindu (Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum seakan meledek para voters yang kadung memilih mereka dengan menyatakan dukungannya untuk Jokowi pasca perhitungan quick count menunjukkan dirinya mendapatkan persentase tertinggi. Mengapa tidak jauh-jauh hari sebelum pemilihan RK menegaskan sikap politiknya di depan calon voters?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun