[caption caption="amazonaws.com/ / Foto"][/caption]
Telah diketahui bahwa fakta historis mencatat bahwa agama-agama samawi semuanya diturunkan Allah dikawasan Asia dan Timur Tengah.Kawasan Balkan dan Eropa pernah menjadi wilayah kekuasaan umat Islam. Turki Ustmani memulai kekuasaannya di wilayah Balkan sejak tahun 1389 sampai 1912. Sementara itu umat Islam menjadi pencerah dan pelopor peradaban dikawasan Eropa selama 700 tahun terhitung mulai zaman khalifah Harun Al-Rasyid. Selama 500 tahun Turki Usmani membangun peradaban Islam di Balkan. Begitu banyak Islamic Heritage yang masih menjadi saksi hidup di kawasan tersebut.
Islam di kawasan Balkan masuk dengan tiga jalur; perdagangan, hubungan militer dan politik serta migrasi. Hubungan antara Timur Tengah dan Eropa sudah mulai terbangun sejak abad ke 9 terutama melalui jalur laut dan darat. Balkan adalah kawasan kedua yang menerima kehadiran umat Islam setelah Spanyol. Islam menjadi agama transformatif edukatif dan aplikatif terhadap nilai-nilai budaya lokal di wilayah tersebut. Keunggulan itu menjadi daya tarik tersendiri bagi penduduk benua Eropa untuk mengamalkan dan sekaligus menjadikan Islam sebagai pilihan utama dalam menata kehidupan mereka berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara.
Setelah tujuh dekade dibawah kekuasaan komunis tahun 1989 umat Islam kembali dapat menikmati kebebasannya. Diawali dengan runtuhnya rezim komunis Uni Sovyet dan Yugoslavia, penduduk Balkan mengalami euforia demokratisasi liberal dan hak-hak mereka yang tersandera secara kejam oleh rezim komunis dapat dinikmati kembali. Beberpa wilayah otonomi Yugoslavia menuntut kemerdekaan mereka. Kecuali Bosnia dan Kosovo, semua wilayah tersebut dapat dengan mulus meraihnya atas dukungan penuh komunitas internasional. Penduduk Bosnia dengan mayoritas penduduknya beragama Islam terpaksa mengalami penindasan yang sangat biadab oleh kekejaman Serbia.
Pembunuhan, pembantaian dilakukan terhadap umat Islam oleh Serbia sebagai balas dendam kesumat atas kekalahan mereka dari Turki Ustmani di perang Kosovo tahun 1389. Sekali lagi sejarah mencatat bahwa umat Islam di Balkan (Bosnia) dibinasakan bukan karena perjuangan mereka untuk memisahkan diri dari Yugoslavia, tetapi karena mereka muslim. Genosida tersebut terjadi di abad modern dan secara kebetulan korbannya adalah penduduk eropa yang muslim. Merek bukan imigran dari benua lain. Para ahli sejarah mengatakan bahwa mereka adalah etnis Illyria (Albania) dan Bosnia.
Genosida itu memiliki kesamaan dengan peristiwa Holocost, pembantaian terhadap orang Yahudi di Eropa oleh rezim Hitler Nazi. Tetapi fakta sejarah juga mencatat bahwa ribuan orang Yahudi Jerman diselamatkan oleh Turkey dari Pembantaian. Mereka diberikan passport Turki dan diangkut dengan kereta dan alat transportasi lainnya untuk hijrah ke Turki.
Keberhasilan umat Islam Bosnia meraih kemerdekaan telah mendorong umat Islam di Kosovo untuk mengikuti perjuangan saudara-saudara mereka dengan menuntut kemerdekaan dari Yugoslavia tahun 1998. Penduduk Kosovo yang 96% beragama Islam dan ber-etnis Albania juga mengalami penindasan dan pembantaian yang keji dari Serbia. 50% dari penduduk yang berjumlah 2,5 juta jiwa terpaksa mengungsi kenegara-negara tetangga.
Setelah satu dekade melakukan perjuangan bersenjata, diplomatik dan budaya, PBB akhirnya mengakui dan memberikan keanggotaan PBB kepada Kosovo pada Maret 2013.
Namun harapan untuk mendapat pengakuan resmi dari Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia belum juga terwujud termasuk dari Mesir dan Pakistan. Dengan dalih separatism yang kemungkinan muncul di negara-negara tersebut dan menjaga persahabatan antar sesama negara pencetus dan pendiri Gerakan Non Blok, Indonesia masih menolak untuk mengakui kedaulatan Kosovo. Indonesia menempatkan diri pada posisi "wait and see" atas perkembangan di Balkan. Tidak segera memberikan pendiriannya, mengakui atau tidak keberadaan negara Kosovo.
Sementara itu 108 negara anggota PBB sudah mengakui kedaulatan Kosovo, termasuk beberapa angota negara-negara Asia Tenggara, Malaysia , Singapura dan Brunai Darussalam, OKI dan negara-negara anggota Non Blok. Amerika Serikat, Inggris dan Prancis serta mayoritas negara Uni Eropa, Jerman, Italia dan 14 negara lainnya anggota EU juga telah mengakui kedaulatan penuh Kosovo.
Bagi Indonesia yang berpenduduk Muslim terbesar harus mempunyai sikap yang jelas dan keberpihakan kepada nasib kaum muslimin kosovo yang tertindas dan terjajah. Setelah memasuki era demokratisasi dan keterbukaan Indonesia seharusnya sudah menggunakan paradigma baru dalam menjalin hubungan dengan dunia Internasional. Pengakuan atas kedaulatan / kemerdekaan Kosovo adalah modal besar dan kontribusi nyata bagi Indonesia untuk membantu umat Islam Eropa dan sekaligus konsisten terhadap prinsip politik luar negeri Indonesia bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, sesuai dengan yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.