Mungkin peristiwa pada musim panas di bulan Juli tahun 2011 di Tiongkok tidak akan terlupakan bagi Tiongkok dan dunia. Ketika itu terjadi kecelakaan kereta cepat di Zhejiang, yang sangat fatal, karena membuat ambruk 4 gerbong kereta. Kecelakaan ini menewaskan 40 orang, lebih dari 210 terluka dan merupakan 3 kecelakaan kereta api terparah sepanjang sejarah kereta api dunia.
Yang terbaru, pada tanggal 25 Januari 2018 lalu pun terjadi kebakaran di kereta cepat Tiongkok, yang membuat para penumpang dievakuasi. Ehmm, jadi bisa dilihat, cukup parah standard keamanannya.
Dan kini Menteri BUMN Rini Soemarno menegaskan bahwa proyek kereta cepat Jakarta Bandung tetap akan dilaksanakan. Skema pembiayaan senilai US$ 6 milyar atau Rp 83 Trilyun, 25% dari  Beijing Yawan dan Pilar Sinergi BUMN, sementara 75% berasal dari pinjaman China Developmen Bank (CDB). Wow, hutang yah. Yang bayar siapa?
Jadi inget ketika ground breaking, Menhub ketika itu Jonan tidak hadir. Memang sejak awal pembangunan kereta cepat ini kontroversial. Tetapi ya jalan terus aja tuh. Pembebasan lahan sudah 53%. Malah gak tau kapan dilakukan Analisa Dampak Lingkungan (Amdal)nya, mengingat daerah Jabar ini wilayahnya rawan longsor dan tanah bergerak.
Biaya kereta cepat ini sangat mahal. Padahal jarak Jakarta Bandung hanya 140 km. Lah kalau kecepatan keretanya 300 km/jam, setengah jam langsung sampe. Apa gak terlalu pendek?Â
Target penumpangnya 40.000 orang perhari dengan tarif diperkirakan Rp 200 ribu. Padahak akses ke Bandung ini sudah cukup banyak, diantaranya travel (termasuk yang eksekutif), mobil pribadi, maupun kereta Argo.Â
Kalau menyusuri Jakarta Bandung via tol Padalarang, di hari biasa cukup lancar, 2 jam sampe. Tol ini macetnya kalau Sabtu ke Bandung dan Minggu sore ke Jakarta. Itupun simpul macetnya di Cikampek yang akan diatasi dengan jalan tol layang.
Kereta cepat ini jangan jadi pemubaziran, ditengah pembangunan MRT dan LRT yang juga sangat mahal. Mending rehat sejenak dan mengevaluasi dulu MRT dan LRT serta respon masyarakat terhadap 2 moda ini.