Mohon tunggu...
Ilmiyah Ilmi
Ilmiyah Ilmi Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Guru Bahasa Inggris

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sindrom Nomophobia

4 Desember 2021   11:17 Diperbarui: 4 Desember 2021   11:27 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seiring perkembangan teknologi, gadget saat ini pun berkembang menjadi semakin canggih. Banyak hal dapat dilakukan dengan hanya melalui satu alat elektronik yang kecil ini. Karena itu hampir semua orang terutama anak milenial selalu membawa gadget dimanapun dan kemanapun mereka pergi.

Coba perhatikan , apakah anak didik kita khususnya di Sekolah Islam Terpadu Al-insyirah termasuk anak zaman sekarang yang kecanduan gadget ?

Hati-hati akan dampaknya.

Gadget memang menjadi sarana yang sangat membantu dan memudhkan semua kalangan termasuk  anak didik untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Banyak hal yang bisa mereka lakukan melalui gadget mulai dari membaca buku, menonton film, browsing untuk mempermudah pengerjaan tugas sekolah, memesan makanan, bermain game, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu hampir semua anak didik tidak bisa menjalani kegiatannya sehari pun tanpa ada gadget didekatnya. Hal ini merupakan sindrom kecanduan gadget.

Sindrom kecanduan gadget bagi anak didik dinamakan sindrom nomophobia. Nomophobia berasal dari istilah " no-mobile-phone-phobia". Nomophobia merupakan sebuah rasa khawatir secara berlebihan ketika menjalani hidup tanpa gadget atau gawai. Kekhawatiran itu bahkan sampai mempengaruhi aktifitas sehari-hari. Beberapa studi menunjukkan bahwa jenis phobia ini mulai meluas. Sebuah riset di tahun 2019 menunjukkan 53 persen orang Inggris yang memiliki gadget di tahun 2008 merasa cemas ketika tidak sedang memegang gadget dan baterei habis.

Kendati tidak termasuk dalam daftar gagguan mental, tapi nomophobia dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan  kesehatan fisik  seseorang termasuk anak didik kita di Alinsyirah.

Sebenarnya sindrom ini menyerang bayak orang dari berbagai kalangan dan usia, namun golongan yang paling banyak terkena sindrom nomophobia ini adalah anak-anak milenial seperti anak didik kita yang suka mencoba, sering meniru dan selalu ingin update dengan hal-hal baru.

Saat ini mungkin banyak diantara anak didik kita tidak menyadari bahwa dirinya sudah terkena sindrom nomophobia alias kecanduan gadget. Tingkat kecanduan mereka berbeda-beda mulai dari kondisi yang ringan hingga yang cukup parah.

Sebagai pendidik, tentu saja kita harus mengenali tanda-tanda dari sindrom nomophobia ini lalu mensosialisasikan ke para orang tua mereka ,diantaranya : Saat anak mulai membuka mata di pagi hari, anak langsung mencari gadgetnya, anak tidak bisa  melewati hari tanpa menggunakan gadget, anak akan merasa cemas yang luar biasa jika baterei  gadget atau smartphone anak sudah rendah atau bahkan mati atau jaringan diluar jangkauan.Tanda lainnya adalah anak selalu menggenggam gadget saat melakukan aktifitas apapun entah sedang makan, berjalan, bahkan ke toilet.

Sosialisasi para pendidik kepada orang tua anak didik terkait  hal ini sangatlah dibutuhkan mengingat banyaknya dampak buruk bagi kesehatan anak jika terkena sindrom nomophobia.Setiap pendidik juga tidak boleh alpa memberi ilmu dan  nasehat kepada anak didik akan hal ini di dalam kelas. Adapun Pengaruh sindrom nomophobia ini dapat kita lihat, seperti :

Gangguan mata Mata yang terlalu sering digunakan untuk menatap layar gadget akan menjadi kering dan timbul rasa panas, mata lelah, terasa tidak nyaman, mereah dan timbul gangguan penglihatan seperti minus, plus dan lain-lain. Mengganggu pola tidur Anak akan ketagihan bermain gadget sampai larut malam sehingga bias menimbulkan insomnia. Postur tubuh menjadi bungkuk Anak yang kecanduan gadget tanpa sadar sering menundukkan leher untuk melihat gadgetnya sehingga leher condong kedepan dan menunduk sehingga berdampak pada postur tubuh yng menjadi bungkuk. Mengganggu studi/pelajaran Kegiatan belajar anak akan terganggu karena hamper sebagian besar waktunya digunakan untuk bermain gadget dan mereka sulit untuk berkonsentrasi saat belajar di sekolah. Prestasi mereka pun jadi menurun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun