Mohon tunggu...
Ilham Yasranda
Ilham Yasranda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Tingkat Akhir yang sedang senang menyendiri

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bergembira Menikmati Resah

2 Desember 2023   15:48 Diperbarui: 2 Desember 2023   18:29 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/id/photos/wanita-gadis-manusia-pose-model-6930644/

Pernah gak sih   sulit tidur sampai larut malam padahal tidak sedang mengerjakan apapun atau terbangun di tengah malam karena tiba-tiba cemas. mungkin di pagi hari juga kembali resah seakan tiada henti.

kita sering takut merasa resah,maunya senang terus, atau damai, walau memang itu tentu kita inginkan karena senang dan damai dalam pikiran  kita adalah hal positif, adapun resah itu lumrahnya adalah hal negatif.

resah menurut saya adalah semacam mekanisme dalam pikiran untuk memberi semacam warning kepada kita bahwa kita sedang tidak baik-baik saja.

Terkadang kita takut merasa resah dan untuk menghindarinya atau menghilangkannya kemudian kita sering melakukan berbagai cara entah itu melalui jalur spiritual seperti ibadah dan berdoa, hingga hal negatif seperti mabuk , narkoba dan semacamnya yang tentu itu sangat merugikan karena kita berusaha menghilangkan resah sementara alias hanya  untuk sesaat yang kemudian datang lagi dan bahkan menimbulkan keresahan baru.

tak saya pungkiri resah kerap menghantui saya selama beberapa waktu. sebagai mahasisiwa semester akhir yang berkutat dengan skripsi dan belum selesai-selesai karena ada saja masalahnya, saya resah dengan keadaan saya yang tidak menentu serta di tengah-tengah realita bahwa kawan sejawat atau bahkan orang-orang seumuran saya hidupnya sudah jauh lebih baik dari keadaan saya, dimana terkadang saya merasa sepeti ditinggalkan.

Melawan Resah dengan Pencarian Kedamaian yang ternyata bukan damai tapi hanya dalih bahwa saya ingin santai santai

tips dan trik hidup damai menjadi "laris" di buru semua orang, karena semua kita pada hakekatnya ingin hidup tenang dan damai, termasuk saya. Saya merasa  "sok" dalam pencarian ke damaian saya tentang hidup, saya mengabaikan banyak hal, terutama kewajiban kuliah, saya sempat meninggalkan kuliah saya yang harusnya sudah selesai karena hanya tinggal skripsi.

Yang tidak saya sadari waktu itu bahwa saya sebenarnya bukan ingin mencari kedamaian melainkan ingin santai-santai tanpa tekanan.

Dalam rentetan masa santai-santai berkedok pencarian kedamaian yang saya lakukan saya  merasa kedamaian itu memang nyata adanya, saya sempat di fase hidup tenang tanpa perasaan was-was, hari demi hari terasa begitu melegakan dilewati dengan ringan. hingga, suatu ketika saya tersentak sembari seperti tersadar

Apa yang sudah saya lewatkan, benarkah ini damai, atau cuma kedok?

masa iya saya hidup damai tapi  rasanya hampa dan akhirnya malah kehampaan hidup justru terasa seperti resah yang bertubi tubi karena yang sudah lama tidak saya sadari adalah saya  merasa seperti ditinggalkan didunia. pencarian kedamaian saya "yang salah" berujung petaka.

Saya bilang pencarian kedamaian yang salah karena sejatinya kedamaian itu tidak salah, saya yang salah memahaminya tapi entah lah lagi pula saya merasa, saya terlalu muda untuk hidup damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun