Mungkin karena tahu hari-harinya bakal gabut dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah ditengah karantina pandemi Covid-19, akhirnya adik saya memutuskan untuk mengadopsi kucing berumur 2 bulan (kitten).Â
Saya dan adik (bungsu) memiliki kesamaan, sama-sama menyukai binatang atau biasa disebut animal lovers berbanding terbalik dengan adik saya yang kedua dia sama sekali kurang menyukai binatang, bahkan adik saya yang kedua takut dengan kucing.
Tepat satu bulan yang lalu dibulan maret adik saya mengadopsi kucing, sebenarnya dari pihak orang tua baik bapak maupun ibu sejak dulu kurang setuju untuk memelihara kucing.
 Banyak sekali hal yang membuat bapak ibu kami tidak merestui untuk memilihara kucing, beberapa hal tersebut adalah yang umum biasa orang tidak sukai dari kucing seperti faktor bulu yang rontok, bau dari kotorannya yang begitu menyengat serta takut akan bakteri toksoplasma.
Tak kehabisan akal adik saya yang memiliki tipikal nekat tetap mengadopsi seekor kucing (kitten) yang menggemaskan berjenis kelamin betina. Adik saya nekat mengadopsi tanpa bilang terlebih dahulu, ia tahu konsekuensi apabila bilang dan izin terlebih dahulu penolakan yang akan didapat.
Singkat cerita adik saya membawa kucing tersebut kerumah reaksi bapak ibu pertama kaget namun tidak seperti halnya di ftv maupun sinetron, bapak dan ibu pun tidak marah (ditahan) seperti yang saya dan adik saya bayangkan sebelumnya hanya saja kontra dan tidak setuju terhadap keputusan adik saya tersebut dalam memelihara kucing terlihat jelas.
Hari pertama dirumah tentunya kita akan membayangkan bahwa semua akan berjalan baik-baik saja walaupun tidak setuju tentu bapak dan ibu memiliki kebijaksanaan sebagai orang tua pada akhirnya kucing tersebut tinggal dan dirawat oleh saya dan adik (bungsu) saya.Â
Sialnya, dihari yang sama kejadian tidak mengenakkan terjadi, kucing tersebut pup dilantai tentu saja bapak ibu sontak marah bagaimana tidak baunnya begitu menyengat selain itu mengotori ruang biasa kami semua berkumpul.
Hari yang melelahkan pun dimulai, Tami secara fisik lucu dan menggemaskan sesuai umurnya, namun faktanya karakternya berbanding terbalik dengan fisiknya.Â
Tami memiliki karakter yang aktif bahkan lebih cenderung hiperaktif dibanding kucing lainnya, Tami tidak bisa diam walau hanya sebentar salah satu hal yang membuatnya diam adalah hanya saat tidur.