Mohon tunggu...
ilhamsyah
ilhamsyah Mohon Tunggu... Sales - Mahasiswa FISIP UHAMKA

:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi Covid-19, Penyebaran Informasi yang Tidak Akurat kepada Publik

29 Januari 2021   12:52 Diperbarui: 29 Januari 2021   20:23 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Covid-19 telah menyerang warga di banyak negara, salah satunya di Indonesia.

Fenomena Covid-19 bisa kita amati dari sudut pandang komunikasi. Salah satunya yaitu mengamati proses penyebaran informasi kepada publik. Dimulai dari siapa penyebar pesan, isi pesan, media apa yang digunakan, periode penyampaian pesan dan penerima pesan, hingga respon apa yang akan ditimbulkan.

Dalam sudut pandang komunikasi, Teori Efek Komunikasi Massa merupakan salah satu cara untuk memfokuskan masyarakat pada kondisi struktural. Landasan terpenting dari teori ini adalah bahwa didalam masyarakat modern, pendengar informasi (audience) akan tergantung pada media massa sebab media masa merupakan sumber informasi bagi pengetahuan dan orientasi (apa yang terjadi dalam masyarakat).

Ketergantungan masyarakat akan dipengaruhi oleh hasil kondisi strukturalnya serta berkaitan dengan tingkat perubahan contoh dari hal tersebut adalah konflik yang tidak stabil didalam masyarakat. Kondisi struktural ini juga berkaitan dengan apa yang dilakukan media yang pada dasarnya media merupakan bagian penting dalam hal informasi. Jenis dan efek teori ini, akan meliputi efek kognitif dan efek afektif.

Mengutip laman  Wikipedia, "Coronavirus 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada 2019 di Wuhan, Cina, dan sejak itu menyebar secara global, mengakibatkan pandemi virus Coronavirus 2019."

Semua berita tersebut telah sampai ke Indonesia. Lantas Pertanyaan apa yang muncul dan bagaimana pemerintah Indonesia mengantisipasi efek dari serangan Covid-19. Peringatan yang dibuat oleh pemerintah sudah dilakukan dan menimbulkan beberapa pertanyaan apakah hal tersebut efektif, apakah informasi yang dibuat sudah tepat waktu dan bagaimana tanggapan masyarakat dalam memahami informasi yang sudah dibuat. Kita dapat melihatnya pada intensitas pesan yang dikeluarkan, substansi pesan tersebut, dan konsistensi dalam menyebarkan informasi kepada khalayak publik.

Efek yang dapat diperoleh masyarakat adalah melalui informasi yang dikeluarkan oleh pemerintah karena pemerintah merupakan insititusi yang dapat menjangkau masyarakat luas. Teori yang kita dapat dalam perspektif Komunikasi Masa, sebagai berikut:
1. Teori perubahan sikap
Proses penyampaian informasi yang tidak terukur dapat menimbulkan masalah tertentu yaitu ingatan masyarakat terhadap isi dari pesan tersebut hingga dapat menimbulkan suatu persepsi didalamnya.
Seperti ketika Presiden Joko Widodo, senin 16 maret 2020, berasumsi bahwa "indonesia hingga saat ini tidak merasa perlu menerapkan lockdown". Pernyataan Presiden memiliki dampak tertentu pada instansi dibawahnya. Gubernur, Bupati dan Walikota dengan berbagai pertimbangan butuh rujukan pada institusi pusat. Pada akhirnya akan menimbulkan kebijakan yang tidak sejalan.

2. Kognitif Sosial
(pengamatan, efek larangan dan efek suruhan)
Pemerintah sudah mengeluarkan peraturan untuk tidak membuat acara yang dapat menimbulkan kerumunan orang banyak. Hal ini merupakan langkah pemerintah untuk mencegah penularan Covid-19. Dampak dari larangan ini akan mengakibatkan gejolak sosial dan ekonomi yang serius terhadap masyarakat jika pemerintah dan masyarakat tidak siap menerapkannya, seperti restoran sepi pengunjung karena dibatasi, mall dan pasar tradisional dibatasi jam operasional nya.

Covid-19 telah membuat kerusakan besar bagi masyarakat, maka kita harus bisa menerimanya secara logika. Ketidaksiapan kita pada membangun sistem informasi bencana yang tidak terukur menimbulkan kebijakan pro dan kontra didalamnya.
Kejadian ini memberikan peringatan bagi kita bahwa untuk membangun sebuah sistem pertahanan masyarakat melalui informasi yang terarah harus dengan persiapan yang matang dan sistematis agar dapat menciptakan solusi yang adil bagi masyarakat khususnya pada masyarakat bawah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun