Salah satu yang sering muncul ketika main media sosial adalah postingan tentang keindahan alam desa. Dari situ, kemudian banyak sekali komentar orang-orang yang ingin berada di desa. Kata mereka, desa tenang dan mereka ingin ketenangan.
Saya tak tahu apakah mereka ingin hidup di desa atau ingin jadi orang desa? "Hidup di desa" dan "menjadi orang desa", bagi saya adalah dua hal yang berbeda. Karena berbeda, maka memiliki konsekuensi yang berbeda.
Salah satu contoh ingin hidup di desa adalah hidup saja di desa. Bangun rumah dengan tembok keliling. Setiap pagi bisa melihat pemandangan desa. Bisa menghirup udara segar. Sesekali lari-lari keluar rumah dan jika bertemu orang sekadar menyapa saja.
Tapi tak mau pusing dengan dinamika desa. Tak pernah ikut kegiatan di desa dan tak kenal dengan tetangga dekat di desa. Jika ada acara tidak ikut dan hanya menitipkan uang. Secara tak langsung akan menjaga jarak dengan orang-orang di desa.
Itu namanya hidup di desa tapi tidak menjadi orang desa. Jika ada yang memilih seperti itu, ya silakan saja. Sebab, hidup memang pilihan dan setiap pilihan memiliki konsekuensi. Begitu bukan?
Sementara, menjadi orang desa adalah hidup di desa dan berusaha membaur dengan orang di desa. Mau ikut acara di desa. Khususnya acara yang memang diperuntukkan bagi semua warga. Misalnya saja paling sederhana adalah kumpulan RT. Bisa saja acara seperti kerja bakti, dan lainnya.
Kalau menjadi orang desa, maka hidup di desa dan membaur dengan orang-orang di desa. Itu namanya menjadi orang desa. Jika itu jadi pilihan, ya tak masalah. Sebab, setiap orang berhak atas pilihan hidup dan konsekuensinya.
Jika sudah menjadi orang desa, maka satu per satu pengalaman hidup akan didapatkan. Desa bukan hanya soal indahnya pemandangan dan ketenangan alam. Desa juga ada kumpulan orang yang tentu saja memiliki banyak karakternya. Banyak orang yang baik di desa, tapi yang problematik juga ada. Â
Nah, kalian yang sering komentar di media sosial tentang keinginan hidup di desa itu, ingin "hidup di desa" atau "menjadi orang desa"? Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI