Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Menangis saat Melepas Calon Jemaah Haji?

23 Mei 2024   10:14 Diperbarui: 23 Mei 2024   10:27 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jemaah haji Indonesia. (Dok mch 2023 dipublikasikan kompas.com)

Dahulu aku selalu bertanya mengapa sebagian orang menangis saat melepas jemaah haji? Ternyata aku pun mengalaminya.

Jadi, setiap lihat orang dilepas dari kampung halaman untuk menuju Tanah Suci, kerumunan orang berkumpul. Menjadi saksi tetangga akan menunaikan ibadah haji.

Ada beberapa prosesi di pelepasan itu. Ada sambutan, ada doa. Bahkan kadang juga ada azan. Terakhir ada juga bacaan labbaik allahumma labbaik...

Dari situ aku sering lihat mengapa sebagian orang-orang sesenggukan menangis. Melepas calon jemaah haji, mereka menangis. Aku bertanya mengapa mereka menangis?

Tapi ternyata menangis itu adalah sesuatu yang memang sulit dijelaskan. Karena aku pun juga mengalaminya hehe.  Beberapa tahun lalu aku pun ikut menitikkan air mata ketika melepas saudara yang pergi naik haji.


Ketika di kampung, orang-orang berkerumun. Sambutan diucapkan. Azan dilantunkan. Awalnya biasa saja. Tapi ketika talbiah diucapkan secara serentak, satu per satu saudaraku menangis.

Waduhhh.

Istri dari pamanku yang tertua yang sudah renta juga sesenggukan. Satu per satu saudara menangis melepas calon jemaah haji.

Aku jadi ikut menangis. Meneteskan air mata. Tapi lelaki memang bisa menyembunyikan tangis. Tapi ya begitu jalan sembari menunduk dan menangis.

Itu emosi yang bicara. Antara masa lalu ketika kecil bersama saudara. Ketika hidup sudah berpisah. Ketika saudara jadi tamu Allah. Ketika dilepas dalam perjalanan jauh. Semua beraduk jadi satu, disahut bacaan talbiah bersamaan dan tetua yang sesenggukan meneteskan air mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun