Belakangan gesekan antara PDIP dengan Presiden Jokowi terkuak ke permukaan. Mula ceritanya, apalagi kalau bukan soal Jokowi dan keluarga dikesankan tak tegak lurus dengan PDIP terkait Pilpres 2024.
PDIP sudah mengusung Ganjar-Mahfud MD. Tapi Gibran Rakabuming Raka merapat jadi bakal cawapres untuk Prabowo Subianto. Padahal, Gibran yang anak Jokowi tersebut, adalah kader PDIP.
Tentu saja PDIP meradang. Beberapa pernyataan elite PDIP juga melakukan serangan pada Jokowi dan keluarga. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto misalnya mengatakan bahwa Jokowi dan keluarga sudah dapat keistimewaan. Namun pada akhirnya seperti saat ini, terkesan tak sejalan di Pilpres.
Kemarin, saat di Bali, Jokowi juga ditanya wartawan. Apa tanggapan Jokowi tentang pernyataan elite PDIP yang kecewa pada dirinya dan keluarganya.
Raut wajah Jokowi, seperti terlihat di YouTube Sekretariat Presiden, terkesan tak nyaman dengan pertanyaan itu. Jokowi pun langsung mengatakan bahwa dia tak mau mengomentari soal elite PDIP yang kecewa pada dirinya.
Sampai di sini saya melihat bahwa gesekan PDIP dan Jokowi memang nyata adanya. Serangan terbuka, bertahan secara terbuka, jadi tontonan untuk publik.
Tapi di sisi lain pertanyaan muncul. Misalnya mengapa PDIP tak kunjung memecat Gibran? Palu ada di PDIP tinggal pecat saja, bisa. Sama kasusnya ketika PDIP memecat Budiman Sudjatmiko.
Bahkan menurut saya, pelanggaran yang dilakukan Gibran lebih serius dari yang dilakukan Budiman. Budiman hanya mendukung Prabowo, tapi Gibran jadi pendamping Prabowo.
Jadi pertanyaan yang muncul, mengapa tak dipecat? Mengapa menunggu Gibran menyerahkan KTA?
Lalu di tengah pertarungan pandangan itu, banyak kader PDIP yang berada di bawah kendali Jokowi di kabinet. Saya tak bisa membayangkan jika pertarungan PDIP dan Jokowi sangat serius, bagaimana nasib kabinet saat ini? Sebab banyak kader PDIP ada di kabinet. Menteri-menteri PDIP itu akan ikut Jokowi atau PDIP?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI