Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Soal STy, Lihatlah Vogts, Low, dan Scaloni

2 Januari 2022   04:11 Diperbarui: 2 Januari 2022   09:28 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shin Tae-yong. Foto: dok PSSI dipublikasikan kompas.com

Indonesia gagal jadi juara AFF 2020. Indonesia kalah secara akumulatif 2-6 dari Thailand. Tapi terselip sedikit asa dari kegagalan Indonesia ini.

Asa tersebut adalah banyaknya pemain muda di bawah usia 23 tahun yang jadi andalan di AFF 2020. Mereka yang masih muda itu di antaranya Pratama Arhan, Alfeandra Dewangga, Rachmat Irianto, Witan Sulaeman, Asnawi Mangkualam, Egy Maulana Vikri, Ramai Rumaikiek.

Artinya, dalam beberapa edisi AFF ke depan, para pemain ini masih memiliki kesempatan bermain. Bahkan jika diurus dengan benar, mereka bisa jadi tim yang solid dan kuat.

Dengan begitu, saya sepakat Shin Tae-yong dipertahankan. Jika dia dipertahankan, maka akan bisa membangun para pemain muda ini dan membuat Timnas Indonesia lebih baik.

Di sisi lain, tengoklah beberapa nama pelatih Timnas yang diberi ruang yang lama. Mereka yang memang berkualitas, tentu akan menghasilkan.

Ingatlah Berti Vogts. Vogts adalah pelatih Jerman usai mereka juara Piala Dunia 1990. Ajang besar pertama Vogst adalah Euro 1992. Hasilnya, Jerman lolos ke final. Tapi, mereka gagal juara setelah kalah dari tim kejutan Denmark.

Di atas kertas, Jerman harusnya bisa menang di final. Apalagi skuat Jerman lebih baik. Namun, sekalipun gagal juara Vogts dipertahankan.

Tugas keduanya adalah di Piala Dunia 1994. Hasilnya lebih buruk karena Jerman kalah di perempatfinal dari tim kejutan Bulgaria. Saat itu Jerman kalah 1-2.

Kegagalan itu tak membuat Vogts dipecat. Dia tetap diberi kepercayaan. Hasilnya ada di Euro 1996. Jerman mampu menjadi juara setelah di final menang 2-1 atas Republik Ceko.

Vogts kemudian bertahan dan membawa Jerman ke Piala Dunia 1998. Hasilnya jeblok. Jerman tersingkir di perempatfinal dari Kroasia. Setelah hampir delapan tahun jadi pelatih Jerman, Vogts dicopot. Tapi aku lupa, bisa jadi bukan dicopot tapi kontraknya tak diperpanjang.

Hal yang sama terjadi pada Joachim Low. Dia jadi pelatih Jerman sejak 2006, usai Piala Dunia. Ajang besar pertama dari Low adalah Euro 2008.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun