Menggoreng adalah aktivitas penting untuk membuat makanan. Tapi menggoreng bukan tujuan utama. Sebab, tujuan utama makanan adalah dimakan.
Menggoreng juga tak selalu dimaknai senyatanya. Menggoreng kadang disandingkan dengan isu. Akhirnya ada frasa 'menggoreng isu'.
 Menggoreng isu itu juga bukan tujuan akhir. Tujuan akhirnya biasanya adalah sesuatu di balik isu yang digoreng. Kira-kira begitu.
Nah, kalau di sepak bola saya membayangkan, menggoreng itu adalah memainkan sepak bola sebagai permainan kerja sama. Jadi antara satu pemain dengan yang lain kerja sama membagi bola.
Bisa juga menurut saya, menggoreng bola adalah memainkan bola sehingga terlihat indah. Menggoreng bola itu bukan tujuan sepak bola. Karena tujuan sepak bola adalah mencetak gol.
Spanyol di Euro kali ini juga tukang menggoreng. Mereka terlalu menguasai bola. Lihatlah di statistik Euro 2020, Spanyol adalah tim yang mampu menguasai bola terbaik di antara kontestan lain sejauh ini.
Di situs UEFA, rata-rata dalam dua laga yang telah dilalui, Spanyol menguasai bola sampai 72%. Di livescore malah lebih tinggi dari itu, kisaran 75%.
Tapi Spanyol main-main dengan sepak bola. Mereka terlalu serius atau kebablasan memaknai main-main sepak bola. Ya akhirnya memainkan bola dari satu kaki ke kaki lain.
Spanyol kesulitan membuat gol. Setidaknya itulah yang terjadi. Dapat penalti pun tidak masuk. Mungkin mereka sedang main-main dengan penalti. Dapat penalti kok main-main.
Spanyol terlalu banyak menggoreng. Yang saya takutkan, mereka kembali goreng sana, goreng sini di laga melawan Slowakia, nanti pukul 23.00 WIB.
Bayangan saya, kalau Spanyol main gorang-goreng saja, ya paling seri lagi. Kalau terus menggoreng, Spanyol akan gosong. Kalau Polandia tak menang atas Swedia, maka Spanyol lolos ke 16 besar dengan tiga poin dari tiga kali seri.