Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tuchel, Liga Champions, dan Kesempatan Ketiga

16 Mei 2021   08:01 Diperbarui: 16 Mei 2021   10:26 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thomas Tuchel. Foto: AFP/ADRIAN DENNIS dipublikasikan di kompas.com

Kesempatan perdana Thomas Tuchel memberikan gelar ke Chelsea gagal. Di final Piala FA, Chelsea kalah 0-1 dari Leicester City, Minggu (16/5/2021).

Lalu, kesempatan kedua akan muncul pada akhir bulan ini. Chelsea akan melawan Manchester City di final Liga Champions, 29 Mei 2021 waktu Lisabon Portugal.

Apakah Tuchel akan memberi gelar perdana bagi Chelsea? Bagi fans Chelsea, itulah yang diharapkan. Tapi bagi fans Manchester City tentu sebaliknya. Tapi di luar dukung mendukung itu, ada hal unik yang pernah saya baca soal Jurgen Klopp jelang final Liga Champions 2019.

Saat itu, tim besutan Klopp yakni Liverpool akan berhadapan dengan Tottenham Hotspur di partai puncak. Kala itu, jelang laga Klopp berbicara pada kesempatan ketiga. Katanya, orang Jerman percaya pada kesempatan ketiga sebagai keberhasilan.

Sebelum final Liga Champions 2019, Klopp merasakan dua final Liga Champions sebagai pelatih. Final pertama di tahun 2013. Saat itu, Klopp melatih Borussia Dortmund. Di final, Dortmund bertanding melawan Bayern Munchen. Hasilnya Dortmund kalah 1-2.

Kesempatan kedua datang pada 2018. Klopp membawa Liverpool lolos ke final Liga Champions. Sayangnya, Liverpool ditekuk Real Madrid 1-3. Nah, final 2019 adalah final ketiga bagi Klopp.

Dia pun berbicara bahwa orang Jerman percaya dengan kesempatan ketiga. Kepercayaan itu pun selaras dengan fakta di mana Liverpool juara Liga Champions 2019 setelah mengalahkan Tottenham Hotspur 2-0.

Lalu, apa hubungannya dengan Tuchel. Ya Tuchel itu orang Jerman juga. Apakah dia percaya soal kesempatan ketiga? Tak tahulah. Tapi yang pasti pada 2021 baru kesempatan kedua Tuchel untuk mengangkat trofi Liga Champions.

Kesempatan pertama datang pada musim lalu. Sayangnya tim besutan Tuchel, yakni PSG kalah 0-1 dari Bayern Munchen. Ini adalah kesempatan kedua. Jika juara adalah kesempatan ketiga, maka saat ini Tuchel gagal lagi.

Tapi kepercayaan itu kadang disesuaikan dengan kondisi. Tuchel, saya yakin dia punya optimisme. Dia tentu tak akan mengutarakan soal kepercayaan kesempatan ketiga, karena itu tak menguntungkan.

Oiya, jika Tuchel mampu juara setelah di musim sebelumnya gagal di final, dia akan menyamai Fabio Capello, Juup Heynckes, dan Jurgen Klopp. Capello gagal di final 1993 tapi juara di 1994. Heynckes gagal di final 2012 tapi juara di 2013. Klopp gagal di final 2018 tapi juara di 2019. Namun, kesamaan ini tentu dihitung dari Liga Champions musim 1992-1993.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun