Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pandji Trending, Sebut Ulama NU dan Muhammadiyah "Elitis"

21 Januari 2021   04:03 Diperbarui: 21 Januari 2021   04:39 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pandji Pragiwaksono. sumber foto: Tangkapan layar YouTube Miing Bagito Channel dipublikasikan kompas.com

Komika Pandji Pragiwaksono trending di twitter. Satu yang membuat Pandji disorot adalah karena dalam video yang beredar, dia menyebut (ulama) NU dan Muhammadiyah elitis. 

Versi Pandji, masyarakat lebih mudah diterima ketika masuk ke ulama FPI (mungkin sekarang eks FPI). Ulama NU dan Muhammadiyah, kata Panji, karena elitis maka warga jadi segan.

Intinya adalah itu yang membuat Pandji ramai jadi perbincangan di twitter. Saya sendiri tidak kaget ketika Pandji mengungkapkan pandangan seperti itu. Pertama, secara politik atau setidaknya garis politik Jakarta, dia mendukung Anies. Anies pun didukung FPI (eks FPI). Ya tak masalah karena memang setahu saya garis politiknya seperti itu.

Kedua, Pandji setahu saya orang Jakarta atau Jabodetabeklah. Karena Pandji orang di Jabodetabek, maka cara pandangnya ya sekitar itu. Artinya, realitas yang dia ungkapkan adalah realitas yang dia lihat. Realitas yang dilihat bercampur dengan garis politik? Ya bisa saja.

Tapi kalau pandangan Pandji itu adalah kesimpulan, maka itu salah besar! Mungkin Pandji kurang jauh bermain di desa, di daerah lain, atau membuka pikirannya untuk melihat apa yang dilakukan ulama NU dan Muhammadiyah.

Tengoklah Indonesia dengan lebih mendalam. Jalanlah di seputar pematang sawah, di desa, di kota yang bukan metropolis, atau di realitas yang sebenarnya. Ngga usah ke tempat yang jauh dari Jakarta. Sekalilah main di Jakarta Pusat. Di situ ada PBNU dan PP Muhammadiyah (kalau tak salah perwakilan karena kantor pusat PP Muhammadiyah di Yogyakarta, itu setahu saya). 

Saya adalah bagian dari orang orang yang mengetahui bagaimana ulama NU dan Muhammadiyah tidak kasar berbicara. Saya adalah orang yang mengetahui bagaimana ulama NU dan Muhammadiyah tak menyulut emosi hingga memicu perkara. Setidaknya itu yang saya lihat. Saya tahu banyak orang desa yang mencari rujukan ke ulama NU. Rujukan soal apa? Soal agama.

Satu ketika ada saudara yang bayi di kandungannya meninggal ketika berusia lebih dari empat bulan. Si saudara ini kemudian mencari rujukan ke ulama NU. Bertanya apa-apa saja hukumnya dan apa yang dilakukan pada bayi yang meninggal ketika masih di dalam kandungan.

Tengoklah banyak orang yang mencari ilmu, mencari pengetahuan pada ulama NU dan Muhammadiyah. Saya, sebelum masa Covid-19 termasuk sering mengaji ke ulama. Saya mengaji tentang banyak kitab. 

Dari Irsadul Ibad, Qomiuttughyan, Tafsir Yaasin Hamami Zadah, dan lainnya. Saya bersyukur kemudian mendapatkan ilmu saat guru saya membacakan kandungan kitab klasik berhuruf Arab tanpa harakat=

Jadi, omongan Pandji ya karena seperti itulah yang dia lihat. Garis politiknya di Jakarta juga sudah sama-sama kita ketahui. Tak masalah hal itu dia lakukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun