Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Menteri Edhy Ditangkap KPK, Bu Susi Sedih atau Gembira?

25 November 2020   15:05 Diperbarui: 26 November 2020   07:46 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Susi Pudjiastuti. Foto kompas.com/dino oktaviano

Saat membaca cerita Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo ditangkap KPK, imajinasi saya langsung terlempar ke Bu Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Keluatan dan Perikanan. Saya membayangkan, apakah Bu Susi sedih atau gembira atas penangkapan tersebut.

Menteri Edhy ditangkap KPK kala dinihari, Rabu (25/11/2020). Dia diduga tersangkut kasua korupsi ekspor benih lobster. Jauh sebelum penangkapan oleh KPK, ekspor benih lobster sudah jadi pro dan kontra.

Yang pro tentu saja yang sepakat dengan ekspor benih lobster. Kata mereka yang pro, ekspor benih lobster tak akan menghilangkan lobster di Indonesia karena di Indonesia melimpah benih lobster.

Yang kontra adalah orang yang tak sepakat dengan ekspor benih lobster. Mereka menilai ada potensi kepunahan. Selain itu, ekspor benih lobster justru tak menguntungkan.

Sebab, Vietnam yang jadi tujuan ekspor misalnya, justru untung berlipat-lipat daripada Indonesia yang punya benih lobster. Mengapa? Karena setelah dapat benih lobster dari Indonesia, Vietnam membesarkannya. Lalu, harga jualnya naik berlipat-lipat.

Bu Susi adalah salah satu yang lantang berbicara soal anti ekspor benih lobster. Kesan yang kemudian muncul adalah pertarungan Menteri Kelautan dan mantan Menteri Kelautan. Saling serang kemudian terjadi.

Lalu, setelah Menteri Edhy ditangkap KPK, bagaimana ya kira-kira ekspresi bu Susi. Jika dia melihat bagaimana Menteri Edhy kala itu sangat defensif, bisa jadi bu Susi gembira.

Bisa jadi bu Susi menilai bahwa dialah yang menang. Setidaknya selain faktor kerugian ekonomi, ekspor lobster ternyata diduga korupsi. Bisa jadi bu Susi ingin mengatakan bahwa selama ini suaranya benar.

Tapi bisa saja bu Susi bersedih. Dia bersedih karena kementerian yang dulu dikenal sering menenggelamkan kapal bermasalah, kini malah tenggelam karena kasus korupsi.

Bisa jadi bu Susi sedih karena lembaga yang dulunya dia poles kemudian bermasalah karena dugaan kasus korupsi. Bisa jadi bu Susi bersedih karena seharusnya KKP disibukkan dengan membangun kekuatan di luat, bukan disibukkan dengan panggilan KPK dan proses hukum yang panjang karena dugaan korupsi.

Tapi saya tak tahu apakah bu Susi sedih atau gembira. Tanya bu Susi saja, jangan tanya saya. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun