Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SBY-Jokowi Lebih Sigap Dibanding Soeharto soal Renegerasi Politik

18 Agustus 2020   23:17 Diperbarui: 18 Agustus 2020   23:36 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Putra Presiden Joko Widodo Gibran Rakabuming Raka (kiri) berjabat tangan dengan putra Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Agus Harimurti Yudhoyono (kanan). Foto: ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI dipublikasikan Kompas.com

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi) memberi jalan pada putranya untuk berpolitik. Keduanya memberi jalan pada putranya saat masih berkuasa. Keduanya lebih sigap dibanding Soeharto dalam hal regenerasi politik.

Saat SBY menjadi Presiden, sang putra yakni Edhie Baskoro Yudhoyono masuk ke dunia politik. Saat SBY tak lagi jadi Presiden, tapi masih Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terjun ke politik. Kini, AHY menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.

Jokowi? Saat masih menjabat Presiden, sang anak yakni Gibran Rakabuming terjun ke politik dengan maju sebagai kandidat calon Wali Kota Solo. Selain Gibran, ada juga sang menanti Bobby Nasution yang terjun ke politik.

Selain keduanya, hal yang mirip juga dilakukan Megawati Soekarnoputri. Putri Megawati, yakni Puan Maharani sudah terjun di dunia politik ketika Mega memimpin PDIP. Kini, Puan menjabat sebagai Ketua DPR.

Kesigapan regenerasi politik bisa memberi kontinuitas politik keluarga. Ya tentunya ini juga bisa diperdebatkan jika dikaitkan dengan dinasti politik. Namun, kesigapan politik terkait regenerasi jelas berbeda dibandingkan dengan yang telat melakukan regenerasi, seperti Soeharto.

Salah satu contoh nyata adalah karier politik Tommy Soeharto. Dia terjun ke politik ketika sang ayah, Soeharto tak lagi jadi Presiden. Beberapa langkah politik Tommy pun tak membuahkan hasil yang bagus.

Tommy tak memiliki pengaruh di Golkar. Dia sempat disuarakan akan memimpin Golkar. Tapi suara itu tak pernah jadi kenyataan. Lalu, ketika membuat Partai Berkarya, Tommy juga malah dijegal koleganya sendiri. Kini, Tommy akan menggugat kepengurusan Partai Berkarya di bawah pimpinan Muchdi Pr.

Secara mengejutkan beberapa waktu lalu, kedudukan Tommy sebagai Ketua Umum Partai Berkarya didongkel. Muchdi kemudian menjadi Ketua Umum Partai Berkarya dan disahkan melalui SK.oleh Menteri Hukum dan HAM.

Kini Tommy dalam proses menggugat SK Menteri Hukum dan HAM tersebut. Sebelumnya, Pemilu 2019, Partai Berkarya pun gagal lolos ke Senayan. Suara Partai Berkarya tak cukup signifikan.

Tommy jelas terlambat merambah dunia politik. Coba saja dia intens di politik saat sang ayah masih berkuasa. Mungkin akan lain jadinya. Di masa lalu, Tommy lebih dikenal sebagai pebisnis dan pebalap.

Sebenarnya dahulu Soeharto sudah berusaha menyiapkan tongkat estafet politik pada Mba Tutut. Namun, hal itu terlambat dilakukan. Sebab, Mba Tutut baru jadi menteri di tahun 1998. Di tahun itu, kekuatan Soeharto sudah melemah. Apalagi, goncangan politik pada pemerintahan Soeharto sangat kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun