Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Meraba, Mengapa Sering Muncul Kata "Goblok" dkk di Medsos

7 Juli 2020   04:55 Diperbarui: 7 Juli 2020   04:58 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ipopba dipublikasikan kompas.com

Saya sering menemui kata "goblok" dan sejenisnya di media sosial (medsos). Kata-kata itu ditujukan dari satu orang pada orang atau pihak lain. Kenapa sematan itu sering muncul ya?

Sebelumnya, setidaknya ada dua pandangan berbeda soal "menggoblokkan" orang atau pihak lain. Pandangan pertama menilai bahwa menggoblokkan pihak lain adalah hal biasa. Dasarnya biasanya begini, "kalau goblok, dibilang goblok, ya wajar".

Pandangan kedua melihat bahwa menggoblokkan pihak lain itu merendahkan martabat kemanusiaan. Saya punya analogi seperti ini, "mengatakan goblok pada mereka yang goblok, sama saja menyakiti mereka yang sakit". Jadi, ya tak akan mengubah keadaan.

Ada banyak pandangan yang menjelaskan mengapa tak perlu merendahkan orang lain. Saya memakai perspektif kedua untuk tulisan ini. Yakni bahwa menggoblokkan pihak lain itu adalah kenegatifan.

Pertanyaannya seperti di mula, mengapa banyak orang menggoblokkan orang atau pihak lain di medsos. Saya coba merabanya. Pertama, medsos adalah keterbukaan yang juga alat berlindung.

Di medsos orang bisa menggunakan akun palsu. Dengan akun palsu, maka orang lebih bebas mengumpat dan berkata negatif pada pihak lain. Akun palsu melindungi diri walaupun dengan cara tak kesatria.

Kedua, medsos cenderung tak memungkinkan melihat ekspresi pihak yang diajak bicara atau pihak yang digoblokkan. Artinya kamu berkata apa saja, tak ada batas psikologi yang membatasimu. Maka, orang cenderung berani ketika di medsos.

Coba kalau berhadapan langsung face to face atau dalam rapat yang dihadiri orang banyak. Berani menggoblokkan pihak lain? Apalagi kalau di acara prestisius yang disiarkan langsung lewat televisi atau media lainnya, berani menggoblokkan pihak lain?

Ketiga, menggoblokkan pihak lain adalah bentuk mencari perhatian. Mungkin sering tak diperhatikan orangtuanya, tak diperhatikan wanita yang dia cintai. Akhirnya menggoblokkan pihak lain, biar terlihat pandai. Idih mirip saat bau kencur hahaha.

Keempat karena masih muda atau sudah tua tapi tak pernah merasakan muda di masa muda. Anak muda biasanya merasa menang sendiri, seperti lagunya Bang Haji Rhoma Irama. Atau bisa juga menggoblokkan pihak lain dilakukan oleh orang berumur. Mungkin karena saat muda tidak pernah memudakan diri, jadi mudanya terlambat hahaha.

Kelima, karena lagi bokek, atau dimarahin pacar/istri. Jadi bawaannya marah melulu. Akhirnya pelampiasannya di media sosial dengan menggoblokkan pihak lain. Ini biasanya tak akan terjadi kalau lagi punya duit atau tak marahan sama pasangan. Kalau lagi punya duit, komentarnya tentang ibadah dan surga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun