Mohon tunggu...
ilham
ilham Mohon Tunggu... Mahasiswa - penulis

Seorang mahasiswa yang suka menjadi pengamat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gak Cuma Ibu-Ibu yang Ngawur Naik Motor, Kita Gak Kalah Ngawur!

7 Mei 2022   15:06 Diperbarui: 7 Mei 2022   15:14 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil pencarian Emak-Emak di Google (Dokpri)

Jadi gini lo, saya  cukup banyak mendengar bahwa cukup banyak di luar sana yang mengatakan bahwa Emak-Emak kalau udah naik kendaraan sudah kayak ratu jalanan. Plis, setop deh punya anggapan seperti itu!

Parahnya lagi nih, sampai ada yang membuat gambar meme mengenai Emak-Emak saat naik kendaraan roda dua. Lucu dan kreatif sih, namun bikin gemes, pengen tak hiiiiih!. Gimana enggak trending coba di jagat maya. Mungkin itu yang disebut dengan “The Power of Netizen Indonesia”. Netijen mah, kalau udah Bersatu media bisa apa. Jyaaahh!

Jadi, dari sini sudah muncul kecurigaan saya, bahwa kemungkinan yang bikin meme tersebut jangan-jangan emang sudah punya dendam kesumat ke Emak-Emak. 

Apalagi Emak-Emak yang naik kendaraan roda dua. Saya juga kok bingung, kenapa bukan Emak-Emak naik mobil coba yang diumpat sama warganet kita, lha malah yang naik motor. Kok, kayak ada strata sosial gitu, bahwa yang sembrono naik kendaraan selalu Emak-Emak dengan mengendarai motor bebek roda dua?

Kalau anda tidak percaya, coba sekarang buka di hape anda. Lalu, buka laman google dan ketik di kolom pencarian dengan kata awalan “emak-emak naik ..”, lalu munculah sebagai berikut di google.

Hal ini lalu menggelitik perasaan saya, apakah separah itukah kelakuan Emak-Emak? Jauh berbeda dengan film-film beken di Indonesia yang mengandung bawang, yang bertemakan mengenai Emak-Emak. Mari kita simak...

Emak-Emak kalau kata orang beloknya ke kanan lampu seinnya ke kiri

Eits, jangan salah. Jangan dilihat dari luarnya saja. Lihat hatinya, betapa disiplin dan mulianya para Emak-Emak yang selama ini di jalan dalam melakukan perilaku hal tersebut.  Beliau berusaha untuk taat pada aturan, dengan menyalakan lampu sein, meskipun salah yang digeser atau ditekan. “Sing penting udah pake sein,” konon mungkin seperti itu ujarnya sambil teriak di jalan.

Lantas, coba kita evaluasi diri kita sendiri, apakah sudah sedisiplin itu dalam berkendara? Mungkin saja kita kalau mau belok juga enggak pake lampu sein, langsung nyerocos aja mumpung masih muda kata anak muda dengan penuh bangga. Paling-paling kalau udah jatuh, ya cinta tanah air alias jatuh ke aspal ya, anak muda.

Selama ini toh saya melihat, meskipun emak-emak salah kasih lampu sein, minimal beliau-beliau masih panjang umur di jalan, karena biasanya sih berakhir ribut dan orang lain yang disalahin. Parah-parah nih paling  ada yang luka dan berakhir terjadi kemacetan. Bukankah semestinya kita menghormati orang tua, meskipun mereka salah (eh..).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun