Pada bulan Maret 2022, China mengkonfirmasi bahwa adanya peningkatan jumlah kasus Covid 19 yang disinyalir dari varian baru Omicron BA2. Beberapa tindakan dilakukan seperti desinfeksi, pembatasan perjalan domestik dan luar negeri serta pemberlakuan karantina dan lockdown.Â
Beberapa kondisi yang terjadi setelah diberlakukan lockdown adalah banyaknya krisis makanan dan berakibat para penduduk China melakukan protes dan juga perawatan medis yang kurang dikarenakan jumlah lonjakan kasus yang melebihi kapasitas dari fasilitas pelayanan kesehatan.Â
Pada tanggal 23 April 2022 tercatat bahwa terjadi lonjakan kasus di China sebanyak 3500 jumlah kasus dalam 24 jam  dikarenakan varian Omicron BA2.Â
Tercatat ini adalah kasus Covid 19 terburuk bagi China sejak pertama kali Covid 19 menyerang China pada Desember 2019 dikarenakan jumlah kasus yang dua kali lipat. Beberapa kantor di China menerapkan Work From Home kembali selama lockdown dan pembelajaran sekolah serta perkuliahan dilakukan secara daring.Â
Penelitian-penelitian dilakukan untuk mengetahui varian Omicron baru BA2 dan tercatat bahwa 30% lebih menular. dan lebih sulit terdeteksi. Â Varian Omicron BA2 pertama kali ditemukan di India dan Afrika Selatan pada bulan Desember 2021.Â
Menurut pakar WHO Dr. Nicksy Gumede Varian Omicron terbaru tersebut merupakan bagian dari mutasi protein spike virus Omicron yang merupakan turunan dari BA1 atau varian Omicron asli.Â
Sebelumnya dilansir dari Guardian pada bulan Februari 2022, Denmark mencatatkan peningkatan jumlah kasus Covid 19 dikarenakan varian Omicron BA2 yang tercatat 82% dari  kasus  positif Covid 19. Â
Tidak hanya Denmark, Inggris juga mencatatkan peningkatan jumlah kasus Covid 19 dikarenakan oleh varian Omicron BA2 dengan prevalensi tertinggi pada akhir bulan Maret yang mendominasi usia 55 tahun keatas. Menurut data UK Health Security Agency, vaksinasi Booster adalah cara untuk mencegah dan menanggulangi terjangkit virus Omicron BA2.
Gejala yang dilaporkan saat seseorang terinfeksi Omicron BA2 adalah pusing berkepanjangan setiap pagi hari, nyeri tenggorokan, flu dan kehilangan indera penciuman.Â
Beberapa gejala lain yang umum dikeluhkan penderita yang terinfeksi Omicron BA2 dilansir dari Livemint adalah berkaitan dengan sistem pencernaan yaitu diare, mual, muntah, sakit perut dan perut kembung.