Mohon tunggu...
Ila Najati Syukria
Ila Najati Syukria Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar Indonesia

Jika anda belum mempunyai apa yang disukai, maka belajarlah menyukai apa yang dimiliki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Deja vu dan Jamais vu yang Jarang Diketahui

16 Oktober 2020   21:32 Diperbarui: 16 Oktober 2020   21:35 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image pinterest/roman

 kalian pernah merasakan suatu keadaan yang sama persis? Padahal itu adalah pengalaman pertama kamu, atau ke suatu tempat yang sama, padahal ini tempat baru untukmu? Tak jarang pula, kamu berusaha mengingat dan berpikir sekuat tenaga untuk menjawab kapan kejadian itu pernah kamu alami sebelumnya. Kamu tak perlu khawatir, mungkin kamu sedang mengalami deja vu, yaitu sensasi bahwa pengalaman / peristiwa yang sedang dialami, dirasa pernah terjadi sebelumnya. Dalam bahasa Prancis berarti "pernah dilihat." 

Menurut Carl Jung, seorang psikolog dari swiss mengatakan bahwa deja vu terjadi karena adanya sesuatu yang memicu alam bawah sadar seseorang. Sedangkan, menurut Sigmund Freud ahli ilmu syaraf menjelaskan bahwa fenomena ini terjadi berhubungan dengan keinginan seseorang yang terpendam. Kejadian ini biasanya terjadi singkat sekitar 10-30 detik. Berdasarkan beberapa penelitian mengemukakan teori yang bisa menyebabkan terjadinya deja vu diantaranya adanya kejang di lobus temporal, gangguan sirkuit otak dan aktivasi rhinal cortex (bagian otak yang berperan mendeteksi rasa familiar). Deja vu sendiri lebih sering dilaporkan pada penderita epilepsi, sedangkan penyebab deja vu pada orang sehat belum bisa diketahui secara pasti.

Selain deja vu, ada juga jamais vu atau kebalikan dari deja vu. Jamais vu adalah keadaan sesaat tidak mengenali orang, kata, ataupun tempat yang sebenarnya sudah kita ketahui sebelumnya. Dalam bahasa Prancis, jamais vu berarti "tidak pernah melihat." Biasanya hal ini terjadi, jika kita mengucapkan atau menulis sebuah kata tertentu secara berulang-ulang. Sebuah eksperimen yang dilakukan Chris Moulin dari Universitas Leeds meminta 92 relawan untuk menulis kata  "pintu" sebanyak 30 kali dalam 60 detik. Pada Juli 2006, dikonferensi Internasioanal ke-4 tentang memori di Sydney, dia melaporkan bahwa 60% relawan menunjukkan gejala jamais vu. Hal tersebut, bisa saja terjadi dikarenakan kelelahan pada otak . Jamais vu kerap kali dikaitkan dengan kondisi medis seperti aphasia, amnesia dan epilepsi. Namun, belum ada penelitian khusus yang membahas tentang fenomena tersebut. Hal ini, menjadikan deja vu dan jamais vu masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun