Indonesia-Memasuki bulan Ramadhan 2025, aktivitas jasa titipan (jastip) abaya Mesir mengalami lonjakan drastis. Hal ini menyebabkan bagasi penerbangan Mesir-Indonesia penuh sesak sejak awal Ramadhan 2025. Kondisi ini tidak hanya menyulitkan para pelaku usaha jastip abaya, tetapi juga berdampak signifikan pada jastip barang lainnya. Penuhnya bagasi ini memaksa beberapa pelaku usaha jastip, terutama jastip abaya, menyebabkan kekecewaan dikalangan pelanggan yang belum sempat  memesan.
Menurut A, seorang pelaku usaha jastip abaya Mesir, "Sejak awal Ramadhan 2025, bagasi penerbangan sudah sangat penuh. Kami sampai harus bolak-balik ke berbagai agen bagasi untuk mencari maskapai yang masih memiliki kuota bagasi." Lonjakan permintaan abaya Mesir dipicu oleh tren busana muslim yang sedang digandrungi di Indonesia, dengan model dan desain abaya Mesir yang unik serta kualitas bahan yang baik menjadi daya tarik utama. Harga abaya Mesir yang relatif terjangkau dibandingkan di Indonesia juga menjadi faktor pendorong meningkatnya permintaan.
A mengungkapkan, "Dampaknya sangat besar. Kami terpaksa menutup open Pre-Order (PO) lebih awal dari tanggal yang telah ditentukan karena keterbatasan bagasi. Banyak pelanggan yang kecewa karena tidak bisa memesan abaya Impian mereka. Selain itu, kami juga mengalami kesulitan dalam mengatur pengiriman pesanan yang sudah masuk". Penuhnya bagasi tidak hanya berdampak pada jastip abaya saja, tetapi juga pada jastip baranglainnya seperti cokelat Mesir, parfum, dan produk-produk khas Mesir lainnya. Namun, lonjakan permintaan abaya Mesir yang luar biasa menjadi pemicu utama penuhnya bagasi, sehingga jastip lainnya turut merasakan dampaknya. Hal ini menyebabkan para pelaku usaha jastip barang lainnya harus bersaing ketat untuk mendapatkan slot bagasi yang tersisa. Biaya pengiriman pun meningkat, yang pada akhirnya berdampak pada harga jual produk kepada konsumen. Keterlambatan pengiriman juga menjadi masalah yang dihadapi oleh para pelaku usaha jastip barang lainnya, menyebabkan kekecewaan di kalangan pelanggan.
Mereka berharap pemerintah Indonesia dan Mesir dapat segera mengambil langkah-langkah konkret, seperti menambah kuota bagasi penerbangan rute Mesir-Indonesia selama Ramadhan 2025, memfasilitasi kerja sama dengan jasa kargo atau mencari Solusi jangka panjang untuk mengantisipasi lonjakan permintaan di masa mendatang. Kondisi ini tidak hanya merugikan pelaku usaha jastip dan pelanggan, tetapi juga berdampak pada perekonomian Masyarakat Mesir yang bergantung pada sektor ini. Banyak edagan abaya di pasar-pasar tradisional Kairo yang mengalami penurunan omzet karena keterbatasan pengiriman ke Indonesia. Para pelaku usaha jastip berharap masalah ini segara teratasi agar dapat memenuhi permintaan pelanggan dan menjaga keberlangsungan usaha mereka.
Dari segi perekonomian, dampak yang dirasakan di Indonesia cukup signifikan. Para pelaku usaha jastip di Indonesia yang mengandalkan pengiriman abaya dari Mesir mengalami kerugian karena keterbatasan bagasi. Penutupan PO lebih awal menyebabkan hilangnya potensi pendapatan, sementara kenaikan biaya pengiriman mengurangi keuntunga. Konsumen di Indonesia juga merasakan dampaknya, dengan keterlambatan pengiriman dan kenaikan harga. Selain itu, potensi kerugian negara juga menjadi perhatian. Aktivitas jastip yang yterhambat dapat mengurangi pemasukan negara dari sektor pajak dan bea masuk. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia perlu mencari Solusi agar tidak merugikan perekonomian nasional.
Masyarakat Indonesia yang memiliki tradisi mengenakan abaya mesir saat lebaran juga merasa kecewa. Hal ini menunjukkan adanya akulturasi budaya dan fashion antara Indonesia dan Mesir yang terhambat akibat masalah ini. Diharapkan, pemerintah Indonesia dan Mesir dapat segera berdiskusi dan mencari solusi bersama untuk mengatasi masalah ini. Kerja sama antara kedua negara sangat penting untuk menjaga kelancara perdagangan dan pertukaran budaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI