Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bisa Mengerem Keinginan, Pencapaian Terbaik Selama Pandemi

16 Juli 2021   09:00 Diperbarui: 16 Juli 2021   09:18 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. https://blog.strategiccoach.com

Jujur, hampir semua diantara kita pasti kesal dengan pandemi yang entah kapan selesainya.

Mengumpat, menyumpah serapah, dan lain sebagainya juga kerap kita lakukan. Saya pun demikian yang mudah sekali meledak jika ada sesuatu yang mestinya bisa ditangani oleh pemerintah atau pun bisa dijaga oleh masyarakat tetapi tak jua dilakukan. Rasanya sesak bercampur marah karena membuat saya dan orang lain harus lebih ekstra sabar dalam menghadapi pandemi ini.

Ada banyak orang yang mengatakan pada masa pandemi ini tentu ada capaian yang berhasil diraih. Bagi saya, jika dilihat dari pekerjaan atau pun jenjang karir yang saya bangun, tentu banyak sekali kemunduran. Saya tidak bisa leluasa bergerak dan bertemu dengan orang banyak.

Namun, ada satu pencapaian yang bisa saya raih kala pandemi ini. Apalagi kalau bukan mengerem keinginan pribadi yang begitu menggebu-gebu sebelum pandemi. Saat saya begitu banyak keinginan sehingga lupa bahwa manusia adalah manusia yang punya keterbatasan. Manusia adalah makhluk yang hanya bisa merencanakan tetapi tidak bisa menentukan.

Pandemi mengajarkan bahwa dalam hidup ada titik saat kita harus berhenti sejenak. Melupakan berbagai hal duniawi dan pencapaian semu yang kerap diinginkan banyak orang. Pandemi mengajarkan bahwa presatasi, kekayaan, dan lain sebagainya tidak akan ada apa-apanya jika tubuh kita sakit dan kekurangan oksigen.

Pandemi mengajarkan sehebat apapun capaian yang kita raih, tetapi jika kita terkena virus dan mengalami perburukan kesehatan, maka kita akan berlomba dengan mereka yang barangkali tidak sehebat kita. Tidak sekaya atau setinggi prestasi kita yang kerap kita jadikan patokan. Kita akan sama-sama kesulitan mencari tempat tidur di rumah sakit dan kelimpungan mencari oksigen.

Saat itu, kita pun akan lupa dan kemudian meredam keinginan kita. Tidak sampai harus sedemikian rupa, saat sekarang kita mendengar ambulans bersahut-sahutan dan berita kematian silih berganti, rasanya ada rem yang sangat kuat untuk meneruskan keinginan kita.

Semisal, jika kita gemar berjalan jauh, mau tak mau keinginan itu pun harus kita rem dengan kuat. Saat kita ingin sekali menhabiskan uang untuk membeli barang yang tidak terlalu pentig, di situlah kita mulai mengerem untuk kebutuhan lain. Kebutuhan yang mau tak mau harus dipenuhi dalam keadaan pandemi ini. Masker, hand sanitizer, tes usap, dan lain sebagainya.

Dalam kondisi yang tidak bisa diprediksi, kita juga akhirnya harus realistis mengerem target kerja yang akan kita capai. Memang, bagi sebagian besar pengereman semacam ini sangatlah sulit dilakukan. Makanya, kita sering mendengar tagline "aktif di kala pandemi", "tetap kreatif di masa pandemi", dan sebagainya.

Jika kita renungkan, sebenarnya berbagai tagline tersebut adalah jebakan batman. Kita akan mengejar cara lain agar tujuan kita tercapai tetapi tidak memerhatikan kondisi tubuh kita.

Kita sibuk mencari berbagai kegiatan melalui zoom atau media lain sehingga kita lupa waktu. Sampai-sampai, ada banyak orang yang berceloteh, pekerjaan semasa pandemi dengan beraneka rapat daring itu kok malah membuat pekerjaan tidak ada selesai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun