Tidak hanya itu, pada jalan tol Malang-Surabaya, saya melihat pada beberapa titik terdapat spot untuk menepi bagi kendaraan yang mengalami rem blong di bahu jalan.
Spot tersebut diharapkan bisa digunakan bagi kendaraan, terutama kendaraan besar yang sedang apes agar apesnya tidak menyebabkan celaka bagi pengguna jalan lain. Terlebih, jalan tersebut dibuat dengan kontur naik dengan harapan agar kendaraan yang sedang mengalami rem blong bisa segera berhenti.
Meski demikian, ada satu hal yang masih berada di luar kendali kita sebagai manusia. Bagaimana jika kita berada dekat dengan kendaraan yang mengalami rem blong? Apalagi, jika kendaraan itu adalah kendaraan besar dan melaju dengan kecepatan setan? Berapa persen kita bisa menghindar?
Bisa jadi, hanya Tuhan yang tahu. Saya pun kembali berprinsip, meski kita telah hati-hati, tetapi yang namanya musibah bisa datang kapan saja.Â
Walau masalah tersebut di luar kuasa saya dan agyrophobia yang saya miliki, nyatanya mendapatkan suasana jalan yang berbeda adalah semangat untuk tetap bisa berkendara dengan hati tenang. Dan pastinya, menyerahkan segalanya pada Yang Kuasa karena namanya usia siapa yang tahu.