Dalam serial Filipina yang disebutkab sebelumnya, dua kakak anak laki-laki tersebut yang nakal juga memintanya untuk bersembunyi di dekat pohon besar untuk memanggil Kapre. Ini juga menunjukkan bahwa habitat makhluk halus ini adalah pohon.
Mereka berpendapat bahwa sang pengganggu adalah sosok Kapre yang tinggal di sebuah pohon mangga di halaman rumah mereka. Tak tanggung-tanggung, sang pemilik rumah sampai mengumpulkan batu yang ia dapat hingga satu ember penuh. Ada yang berukuran kecil dan ada yang besar.
Sosok kapre dilihat jelas oleh pembantu dari pemilik rumah tersebut yang mendatanginya saat ia tidur malam hari. Menurutnya, sosok yang mendatanginya memiliki tubuh besar, berbulu hitam lebat, dan kukunya panjang. Lantaran merasa didatangi oleh Kapre, ia mengalami sleep paralysis atau sering disebut "tindihan" hingga akhirnya bisa bangun.
Komunikasi Kapre dengan Manusia
Sama halnya dengan genderuwo, kapre pun juga gemar berkomunikasi dengan manusia. Tentu, mereka lebih sering mendekati kaum hawa dibandingkan kaum laki-laki. Dan, cerita mengenai sosok gaib yang menyamar menjadi suami dari seorang wanita kerap muncul. Biasanya, cerita ini juga diikuti dengan hubungan seksual antara sang wanita dengan sosok gaib tersebut yang tak disadari oleh wanita tersebut. Biasanya, ini terjadi saat suami sedang keluar atau bekerja di luar kota.
Lalu, cerita semakin paripurna dengan kehadiran anak hasil hubungan manusia dengan sosok gaib tersebut. Tidak lain, kemunculan anak dengan wujud menyeramkan berupa bercak hitam di sekujur tubuh dan rambut yang lebat. Selain cerita seperti ini, ada juga cerita mengenai kutukan makhluk halus selama sang ibu mengandung sehingga sang anak memiliki wujud fisik yang berbeda.
Fenomena ini seperti dialami oleh Kim Jane, seorang anak yang tinggal di Batangas, Calabarzon (Region IVA). Tubuh anak tersebut banyak ditumbuhi rambut halus dan bercak hitam terutama di bagian punggungnya. Ia pun amat takut dengan air sehingga selalu menangis keras jika dimandikan setiap hari. Ayah ibunya yang hanya bekerja sebagai pedagang kecil tak mampu berbuat banyak dan hanya percaya bahwa apa yang dialami anaknya adalah akibat kutukan dari kapre.
Mereka percaya bahwa kapre yang tinggal di pohon dekat rumah mereka adalah yang menyebabkan anaknya berupa demikian. Kepercayaan ini didasari oleh sosok hitam berjubah yang kerap muncul saat mereka makan bersama. Tak hanya itu, ibu dari Kim Jane juga mengalami sleep paralysis pada suatu malam. Berbagai cara sudah mereka lakukan agar kutukan itu tak terjadi pada anak mereka.
Semisal, mendatangi orang pintar dan melakukan berbagai ritual. Ayah dari Kim Jane pun juga sudah menebang pohon yang diduga sebagai tempat tinggal Kapre. Sayang, usaha mereka sia-sia walau menurut dokter spesialis kulit, sang anak sebenarnya menderita kelainan yang disebut sebagai Giantcongenital melanocytic nevus (GCMN).
Penyakit ini merupakan penyakit langka yang disebabkan oleh sel melanosit yang tumbuh berlebih. Di Indonesia sendiri, anak yang terlahir semacam ini sering disebut sebagai anak Genderuwo. Sementara di Filipina, mereka disebut sebagai Kapre ng bata (anak kapre). Tentu, anak semacam ini perlu penanganan khusus terlebih dari sisi psikis. Bukan hal mudah menjalani hidup dengan wujud fisik semacam itu.