Mohon tunggu...
M. IKHWAN ZAKARIA AL FARIS
M. IKHWAN ZAKARIA AL FARIS Mohon Tunggu... Guru

Penulis Novel : Si Buah Hati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wajib Militer bagi Pelajar sebagai Implementasi Pancasila Dasar Negara

1 Juni 2025   13:58 Diperbarui: 1 Juni 2025   13:58 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dewan Penegak Pramuka MA Tarbiyatut Tholibin (Sumber : TRB Media)


Kondisi pelajar kita saat ini sangat memprihatinkan. Pergaulan bebas seolah menjadi hal yang biasa, bahkan sering dianggap lumrah tanpa ada rasa keprihatinan yang cukup. Banyak anak muda mulai kehilangan pegangan kuat akan nilai-nilai agama, budaya, dan rasa cinta tanah air. Mereka terombang-ambing dalam arus modernisasi tanpa pondasi moral yang kokoh, sehingga mudah terjerumus pada perilaku yang merusak diri dan masa depan bangsa. Situasi ini menjadi alarm keras bahwa pendidikan karakter dan bela negara perlu dihidupkan kembali secara sistematis, salah satunya melalui gagasan wajib militer bagi pelajar yang sejatinya merupakan implementasi dari nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.

Wajib militer bagi pelajar bukan hanya soal pelatihan fisik, tapi proses pembentukan karakter yang sesuai dengan jiwa Pancasila. Dalam Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, pelajar diajak untuk menumbuhkan kesadaran spiritual dan berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Di sekolah, mereka belajar untuk saling menghormati perbedaan keyakinan, tidak membeda-bedakan teman berdasarkan agama, dan menjaga toleransi dalam beribadah. Di lingkungan rumah dan masyarakat, pelajar diharapkan aktif dalam kegiatan keagamaan dan sosial yang menguatkan iman sekaligus membangun kepedulian kepada sesama. Kontribusi nyata pelajar bisa berupa mengajak teman untuk menghindari perbuatan negatif serta membantu orang tua atau tetangga dalam kegiatan sosial keagamaan.

Dalam Sila Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, pelajar harus mampu mengembangkan sikap empati, menghormati hak orang lain, dan berlaku adil dalam interaksi sosial. Di sekolah, hal ini dapat diwujudkan dengan menghargai teman yang berbeda latar belakang, menolong yang kesulitan tanpa memandang status sosial, serta menolak bullying dan diskriminasi. Di masyarakat, pelajar bisa berpartisipasi dalam kegiatan sosial seperti gotong royong, membantu korban bencana, atau ikut kampanye lingkungan. Sikap adil dan beradab ini mengajarkan pelajar bahwa kemanusiaan adalah pondasi persatuan dan keharmonisan hidup bersama.Sila Ketiga, Persatuan Indonesia, mengajak pelajar untuk menanamkan rasa cinta tanah air dan menjunjung tinggi kebhinekaan. Di sekolah, mereka bisa ikut dalam kegiatan lintas budaya yang mempererat persaudaraan antar siswa dari berbagai daerah. Perilaku tanggung jawab sebagai pelajar juga harus tetap tertanam pada dirinya karena  mereka membawa nama baik sekolah dan bangsanya. Dalam masyarakat, pelajar dapat menunjukkan kontribusi dengan aktif mengikuti kegiatan kepemudaan yang memperkokoh persatuan, misalnya melalui organisasi kepemudaan atau kegiatan olahraga bersama antar komunitas. Dengan begitu, mereka belajar bahwa persatuan bukan hanya kata, melainkan tindakan nyata yang harus dipelihara bersama.

Pada Sila Keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, pelajar dilatih untuk berpartisipasi secara aktif dalam musyawarah dan pengambilan keputusan, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Di sekolah, mereka diajarkan pentingnya demokrasi lewat organisasi OSIS atau kelompok belajar, di mana mereka belajar mendengarkan pendapat orang lain dan mencari solusi bersama. Di masyarakat, pelajar bisa dilibatkan dalam forum-forum musyawarah warga, atau kegiatan sosial yang membutuhkan kerja sama kolektif. Dengan demikian, pelajar tidak hanya belajar teori demokrasi, tapi juga mempraktikkannya dengan penuh tanggung jawab.

Terakhir, Sila Kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, menuntut pelajar untuk memahami dan mengamalkan keadilan dalam kehidupan sehari-hari. Di sekolah, ini berarti memperlakukan semua teman dengan sama tanpa diskriminasi, membantu teman yang kurang beruntung, dan menegakkan aturan secara adil. Di masyarakat, pelajar dapat berkontribusi dengan ikut program pengabdian masyarakat, membantu anak-anak kurang mampu belajar, atau terlibat dalam gerakan sosial yang memajukan kesejahteraan bersama. Peran aktif pelajar dalam kegiatan sosial  dimanapun tempatnya berada akan mewujudkan masyarakat yang harmonis dan berkeadilan. Karena merekalah yang kelak akan meneruskan peran dari orang tuanya baik sebagai ora tua, pejabat maupun tokoh masyarakat.

Dengan menghidupkan program wajib militer bagi pelajar sebagai implementasi nilai-nilai Pancasila dan membiasakan kontribusi nyata di lingkungan sekolah serta masyarakat, kita menyiapkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berkarakter kuat, berjiwa sosial tinggi, dan siap menjaga keutuhan bangsa. Harapan besar ada pada generasi saat ini sebagai investasi masa depan Indonesia yang lebih baik dan berdaulat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun