Mohon tunggu...
Muhammad Ikhsan Syahputra
Muhammad Ikhsan Syahputra Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

18//

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemprov Bungkam, Investor Melangit, dan Rakyat Semakin Menjerit

24 November 2020   09:50 Diperbarui: 24 November 2020   11:10 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Muhammad Ikhsan Syahputra

Feodalisme merupakan kata lain dari penjajahan, sejak zaman kerajaan, kekuasaan feodalisme sudah hadir. Korban dari feodalisme sendiri adalah pihak bawah yang tidak mempunyai kekuasaan ataupun jabatan. Bahkan korbannya pun ternyata saudara kita sendiri, yaitu sesama bangsa Indonesia.

Kasus feodalisme sendiri ternyata semakin hari semakin menjadi. Terbukti di Banten, pembangunan “Stadion Sport Center” ternyata menggunakan dana yang diambil dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) daerah. 

Dana ini seharusnya digunakan pemerintah untuk menanggulangi dan membantu warga dalam pemulihan ekonomi dikala pandemi. Nyatanya dana ini di alokasikan pemerintah dengan kekuasaanya untuk membangun “Stadion Sport Center”.

Sebesar Rp446 miliar atau 52,02 persen dari total Rp 856.271.808.150 digunakan untuk pembangunan ini. Awalnya pembangunan tersebut sempat dihentikan sementara karena pemprov ingin lebih fokus untuk membantu ekonomi masyarakat di era pandemi ini, namun entah ide apa yang muncul beberapa waktu kemudian pun pembangunan ini dilanjut kembali. 

Pembangunan ini dimulai pada tahun 2019, seharusnya ditahun 2020 sudah mencapai 50 persen, namun nyatanya belum menyentuh titik tersebut.

Pembangunan ini juga menyebabkan 2 kondisi yaitu dimana investor semakin untung dan rakyat semakin tersiksa. Mengapa tersiksa? Karena rakyat dijanjikan bahwasannya pembangunan ini akan melibatkan warga sekitar guna untuk meningkatkan ekonomi mereka.

Gembong R Sumedi selaku Ketua Komisi III DPRD Banten sempat berkata “Iya (benar), awalnya kita tanyakan kenapa besar. Kan salah satu bentuk pinjaman kan untuk memutar ekonomi masyarakat. Tapi, info dari Sekda (Al Muktabar) ketika menjelaskan ke kita, jika (Sport Center) itu dibangun akan menyerap banyak tenaga kerja dan memberikan efek domino,” ujar Gembong  

Nyatanya pemerintah tidak melibatkan warga sekitar dalam pembangunan nya melainkan lebih menggunakan tenaga kerja dari luar daerah. Bahkan saat Gubernur Banten ditanya ada berapa jumlah tenaga kerja pun ia tidak tahu pasti. “Kan udah jalan. Udah jalan, udah mulai dari tahun 2019. Saya nggak hafal (tenaga kerja yang sudah diserap). Tapi itu pasti membutuhkan tenaga banyak,” kata WH pada saat di interview, (11/11/2020).

Jika pembangunan serta kejelasan masalah ini masih menggantung, bisa-bisa stadion ini tidak akan rampung di tahun 2021. Semakin lama stadion ini jadi,maka rakyat akan semakin kesulitan.

Disaat seperti ini juga investor semakin melangit karena dana yang dipinjam semakin tahun akan semakin bertambah bunga-nya. Bunga yang ada ini, dilimpahkan kepada kita semua para rakyat. Sungguh tidak adil bukan? Kita bahkan tidak merasakan dampak positif dari “bantuan “ pemerintah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun