Mohon tunggu...
Ikhsan Madjido
Ikhsan Madjido Mohon Tunggu... Menulis, traveling, fotografi

Mengabadikan momen dengan kalimat, dan merangkai emosi dalam paragraf

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cuan Emas Digital vs Fisik: Mana Menang di Masa Depan?

23 April 2025   10:24 Diperbarui: 23 April 2025   10:24 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu kelebihan emas fisik sebagai perhiasan yang bisa dipamerkan (Kompas.com/Darsil Yahya M)

Mau beli emas fisik yang bisa dipajang di lemari biar terkesan "wah", atau emas digital yang bisa dibeli sambil rebahan pakai aplikasi? Sebelum memutuskan, mari kita telusuri dulu data dan kisah di balik dua jenis emas ini. Siapa tahu, pilihan Anda bisa jadi kunci cuan di masa depan---atau justru bikin kepala pusing tujuh keliling! 

Di Indonesia, emas bukan sekadar logam mulia. Ia adalah simbol stabilitas, warisan turun-temurun, dan escape plan saat ekonomi sedang "menggigil".

Data terbaru menunjukkan, transaksi emas digital melonjak 1.181% dari Rp3,22 triliun (2023) menjadi Rp41,3 triliun (2024). Sementara itu, Antam mencatat penjualan emas fisik naik 68% menjadi 43.776 kg di tahun yang sama. 

Angka ini ibarat dua sisi mata uang: di satu sisi, generasi muda kepincut kemudahan digital; di sisi lain, generasi tua tetap setia mengoleksi batangan emas seperti mengumpulkan kenangan. 

Tapi jangan salah! Harga emas fisik hari ini tak semulus kilaunya. Emas Antam 1 gram dijual sekitar Rp1.840.000, sedangkan emas UBS lebih murah di Rp1.788.000 per gram. 

Belum lagi biaya cetak dan titip bank yang bisa "menggerogoti" keuntungan. Sementara emas digital, meski harganya ngikutin pasar global (USD3.031,10 per ons), sering dianggap "tak kasat mata" oleh generasi yang masih trauma dengan kata error di layar aplikasi. 

Generasi Tua vs Muda: Perang Gaya Investasi 

Boomers dan Gen X punya alasan klasik: "Emas fisik itu nyata, bisa dipeluk saat rupiah anjlok!". Bagi mereka, menyimpan emas batangan di brankas sama dengan menyimpan rasa aman---seperti simpanan cadangan saat krisis 1998 atau pandemi. 

Tak heran, emas Antam bersertifikat masih jadi primadona. "Lebih tenang pegang emas batangan ketimbang angka di aplikasi," kata Pak Anas (55), pedagang tekstil yang sudah 20 tahun investasi emas. 

Tapi generasi muda? Mereka hanya mengernyit. "Ngapain repot ke butik, antre, bayar biaya titip, kalau bisa klik-klik di HP?" protes Fhany (23), mahasiswa yang rajin beli emas digital lewat aplikasi. 

Bagi Gen Z dan Milenial, emas digital adalah jawaban atas gaya hidup serba instan. Dengan Rp10.000, mereka bisa beli 0,01 gram emas tanpa perlu khawatir dicuri maling atau kena biaya sewa brankas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun