Mohon tunggu...
Ikhsan Brilianto
Ikhsan Brilianto Mohon Tunggu... Akuntan - Pemerhati kata di luar jam kerja, pemerhati angka di saat kerja

Mungkin akan banyak berbicara tentang curahan hati "sambat" atau analisis tentang ekonomi dan keuangan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kembali ke Anak Muda

4 November 2013   23:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:35 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13835818062105917410

Melihat pengumuman Lomba Blog yang diadakan oleh Pertamina, saya menjadi terdorong untuk membuka kenangan lama. Saya pun menemukan link ini : Pemenang Lomba. Ya, tahun 2008 saya pernah mengikuti dan dengan penuh keberuntungan memenangi Lomba Karya Ilmiah yang disponsori oleh PT. Pertamina. Mungkin, lomba inilah lomba karya ilmiah yang paling royal. Sunguh hal ini menunjukkan betapa besarnya perhatian Pertamina terhadap nasib anak muda bangsa. Maklum, untuk kaliber lomba karya ilmiah, pasti perhatiannya tidak seheboh kontes suara televisi. Sehingga, ketika mengetahui lomba ini, saya pun merasa terpanggil untuk "urun rembug" tentang "Energi Masa Depan" Tidak berhenti disitu saja mengapa saya merasa sangat terpanggil. Berawal dari juara di kompetisi tersebut, saya berhak untuk menghadiri "The 1st APEC Future Scientist Conference" di Korea Selatan pada tahun itu juga. Sebenarnya ini adalah bonus yang tidak mesti diberikan ke setiap juara per tahunnya. Beruntung saja pas saya juara ada event tersebut. Dan tema yang diangkat adalah "Friendship, Creativity, and Future". Match dengan tema lomba blog kali ini. Dalam acara tersebut, setiap pelajar perwakilan dari negara APEC menampilkan penelitian-penelitian terbaiknya. Sebagian besar karyanya di bidang Eksak, hanya karya saya saja yang bidangnya sosial. Jadi ternyata di sini selain mengikuti konferensi, kita berkompetisi dalam hal penelitian yang kita lakukan di negara asal dan team project. Nah, dalam team project ini kita diberikan berbagai macam alat dan bahan untuk menciptakan alternatif energi. Yang jelas ini sangat seru sekali. [caption id="" align="aligncenter" width="206" caption="Saya dan Poster Saya"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="423" caption="Mengerjakan Team Project"][/caption] Meski demikian, karena waktu itu saya juga masih SMP, peserta termuda dalam acara itu. Saya pun masih abu-abu tentang urgensi energi dan masa depan saya ke depan. Sehingga, dalam kesempatan kali ini saya akan sedikit berbagi tentang energi masa depan dan bagaimana sosial menjawab tantangan tersebut. Masa Depan Krusial Energi Ingin merasakan hidup di zaman purba ? Jawabannya adalah hidup tanpa energi. Bayangkan saja energi hampir kita butuhkan di segala hal. Mau pergi ke kantor naik motor butuh bensin. Mau masak air juga butuh elpiji. Jika dicatat lebih lanjut, tentu butuh berlembar-lembar kertas. Hal ini menunjukkan bahwa energi menjadi hal yang sangat komplementer bagi hidup kita. Bisa kita lihat dalam grafik di bawah ini perbandingan cadangan minya bumi dan gas bumi di Indonesia tahun 2008-2012. [caption id="attachment_299419" align="aligncenter" width="541" caption="Sumber: Dirjen Migas, Diolah Pusdatin "][/caption]

Minyak bumi yang dikonsumsi paling banyak oleh masyarakat sudah diambang kekritisan yang luar biasa. Terlihat dari grafik di atas, dari kurun waktu 2008-2012 cadangan minyak bumi kita sangat sekarat. Hal ini tidak terlepas dari ketergantungan masyarakat terhadap minyak bumi, terutama bahan bakar minyak (BBM) kendaraan. Terlebih penduduk yang semakin meningkat ditambah kredit motor/mobil yang semakin mudah membuat semakin banyak motor dan mobil yang membutuhkan konsumsi BBM. Sementara, untuk Gas Bumi, Indonesia masih bisa bernafas lega. Cadangannya masih lumayan banyak. Tetapi, ketergantungan masyarakat terhadap BBM susah mengonversi secara efektif penggunaan ke Gas Bumi.

Banyak opini yang meramalkan bahwa Minyak Bumi akan habis 10-12 tahun mendatang.  Data British Petroleum (BP) dalam Statistical Review of World Energy pada tahun 2012 menunjukkan bahwa cadangan minyak bumi terbukti (proven oil reserves) di Indonesia hanya tersisa sebesar 4 miliar barel per akhir tahun 2011 dengan produksi minyak mentah rata-rata sebesar 942 ribu barel per hari. Saat ini, Indonesia mengalami defisit minyak mentah rata-rata sebesar 488 ribu barel per harinya dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sehingga, jika dikalkulasi maka masuk akal jika 10-12 tahun lagi kita akan mengalami krisis energi jika tidak mencari mencari alternatif energi baru, kegiatan penghematan, dan meningkatkan produksi minyak bumi.

Dimana Anak Muda

Berbicara hal yang tekstual tentang energi tentu saya bukanlah ahlinya. Saya sekarang sudah kuliah dan bidang yang saya tekuni pun ekonomi. Namun, saya ingin melanjutkan cerita dan menggarisbawahi kiprah anak muda Indonesia.

Baiklah, seusai acara tersebut secara material saya tidak berubah. Namun, saya kemudian terilhami untuk melakukan banyak penelitian dan terjun basah ke dunia penelitian sewaktu SMA. Sehingga, saya selalu bersinggungan dengan teman-teman saya yang tertarik dalam penelitian.

Dalam hal ini saya ingin menyorot betapa banyak karya anak bangsa yang berfokus pada penciptaan alternatif energi baru. Berbagai lomba dengan anggaran milyaran rupiah dikucurkan untuk melahirkan karya brilian. Namun, setelah seremonialnya selesai, kemanakah karya itu ? Untuk apa ? dan dimanakah penelitinya ?

Misalnya saja, pada tahun 2010 teman saya dari SMA Negeri 6 Yogyakarta berhasil meraih medali emas dalam International Conference for Young Scientist, 2010. Ini merupakan event akbar dunia penelitian yang diikuti oleh berbagai negara. Mereka menciptakan bio-energi dari biji mahoni yang sangat efektif dan stoknya banyak ditemukan di Indonesia. Sudah tidak diragukan lagi kualitas penelitiannya, akan tetapi ya sudah. Karya yang seharusnya memberi solusi ini tidak banyak diketahui orang. Lama-kelamaan pun hilang ditelan zaman. Alangkah sayangnya, karya yang sudah meraih prestasi luar biasa ini tidak ada tindak lanjutnya.

Contoh lainnya berasal dari kakak kelas saya dari SMA Negeri 6 Yogyakarta. Pada tahun 2010 Kementerian Negara Riset dan Teknologi mengadakan Lomba Karya Ilmiah tingkat Nasional. Dan karya anak SMA 6 dengan mengambil topik Biji nyamplung sebagai sumber minya alternatif keluar sebagai juaranya. Diketahui bahwa biji nyamplung selain memiliki kekentalan melebihi minyak tanah juga terdapat kandungan minyak yang mencapai sebesar 50-70%. Metodologi yang digunakan adalah dengan cara ekstraksi, sedangkan dalam uji performa 1 ml, minyak biji nyamplung mempunyai daya bakar selama 11.3 menit sedangkan minyak tanah selama 5,6 menit. Ketahanan pembakarannya dua kali lipat lebih lama dibandingkan minyak tanah. Namun, nasibnya pun masih sama dengan yang sebelumnya.

Merajut Solusi

Beberapa hal yang telah diuraikan tadi barulah bibit SMA, belum karya mahasiswa yang sampai internasional. Meski memang karyanya kalah terkenal dengan berita tawuran mahasiswa dan tindak anarkhismenya. Seandainya kita mau menyadari, kita memiliki potensi sumber daya manusia yang hebat. Di berbagai kompetisi penelitian internasional, Indonesia lah pemenangnya. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia sering menelurkan karya penelitian luar biasa yang justru lebih dahulu diaplikasikan di luar negeri daripada di dalam negeri. Dan masih banyak lagi karya Indonesia yang mendunia dari berbagai kalangan, tetapi di negeri sendiri tidak ada yang tahu. Ironis bukan ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun