Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Money

Optimisme Ekonomi Pulih dengan Catatan

24 Juni 2020   18:07 Diperbarui: 24 Juni 2020   18:12 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Akibat pandemi Covid-19 yang belum bisa diprediksi berakhirnya, Bank Dunia mencatat bahwa aktivitas ekonomi di antara negara-negara maju telah menyusut hingga 7% dan negara berkembang menyusut 2,5% di tahun 2020.

Bank Dunia juga memproyeksikan pendapatan per kapita akan menurun 3,6% yang dapat melahirkan kemiskinan jutaan orang di dunia.
Negara-negara yang memiliki ketergantungan besar pada perdagangan global, pariwisata, ekspor komoditas, dan pembiayaan eksternal akan paling terdampak tanpa kecuali Indonesia.

Masyarakat Indonesia harus rasional menghadapi globalisasi dimana dunia saling ketergantungan. Pandemi Covid-19 ini jelas harus menjadi pelajaran berharga karena Indonesia tidak menyiapkan riset dan inovasi selama berpuluh-puluh tahun, asyik menjadi bangsa konsumtif, memperkaya importir. Sehingga pada saat diawal menghadapi Covid-19 ini sangat ketergantungan dengan produk alat kesehatan impor.

Memang Indonesia negara yg terbuka untuk bermitra dagang dengan negara manapun di dunia termasuk berinvestasi. Namun harus sungguh-sungguh menyiapkan SDM melalui riset dan inovasi agar siap menghadapi kemungkinan dan resiko yang paling sulit sekalipun.

Ketika ada seruan bersatu untuk menemukan cara membangun kembali pemulihan ekonomi untuk mencegah lebih banyak orang jatuh kedalam kemiskinan dan pengangguran maka saatnya dijadikan momentum bagi  pemerintah lebih memberi ruang rakyatnya untuk kreatif, produktif dan inovatif melalui kebijakan dan stimulus karena sudah jelas Indonesia punya pangsa pasar domistik yang besar.

Saya melihat upaya dan berbagai kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah, namun dalam implementasi masih ada aparatur yang mental birokrasinya belum berubah, belum mampu bertindak cepat, tepat dan terukur. Data bantuan sosial yang tidak tervalidasi, tindakan yang tidak inline antar pusat dan daerah adalah salahsatu faktanya.

Di lain pihak, sebagian kecil masyarakat tidak mampu memahami makna gotong royong sebagai ciri budaya masyarakat Indonesia. Hanya sibuk memikirkan dan memperjuangkan kepentingan kelompok ditengah upaya keras pemerintah meminimalisir penyebaran virus dan penyelamatan ekonomi.

Upaya penyelamatan ekonomi telah dilakukan melalui refocusing anggaran seluruh kementerian/lembaga untuk menangani Covid-19, program penyelamatan ekonomi nasional, pembenahan manajemen BUMN, insentif untuk UMKM, kebijakan menuju kenormalan baru serta membuka kembali realisasi investasi asing yang sempat terkendala karena social dan physical distancing.

Di tengah upaya pemulihan ekonomi ini saya menyayangkan jika masih saja ada yang memainkan isu-isu komunis, anti TKA China. Padahal bisnis/dagang/investasi tak kenal ideologi dan agama.

Untuk diketahui bahwa Indonesia telah menyumbang devisa besar ke Arab Saudi. Tapi investasi Arab Saudi di Indonesia sangat minim dan bahkan ada yang batal.

Arab Saudi resmi menaikkan bea masuk terhadap 575 produk pada 18 Juni 2020 lalu melalui General Authority of Saudi Customs. Indonesia sebagai negara pengekspor ke Arab Saudi akan terkena dampaknya di tengah tekanan harga minyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun