Mohon tunggu...
Ika KurniatiLutfi
Ika KurniatiLutfi Mohon Tunggu... Guru - Guru Bimbingan dan Konseling

Saya guru BK di sekolah kejuruan di kabupaten wonosobo. banyak pengalaman yang saya dapatkan selama menjadi guru BK, menghadapi berbagai karakteristik siswa dari latar belakang yang bermacam-macam menambah pengalaman bagi saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practise Bimbingan Konseling Layanan Responsif Konseling Individu

20 Januari 2023   21:35 Diperbarui: 20 Januari 2023   21:39 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pemilihan Jurusan Di Perguruan Tinggi Melalui Konseling Individu Dengan Pendekatan SFBC pada Siswa SMK N 1 Wadaslintang 

Kondisi yang menjadi latar belakang dari masalah yang saya angkat adalah sebagai berikut:
Siswa yang mengalami kebingungan dalam menentukan jurusan di Perguruan Tinggi ditemukan bahwa siswa tersebut memiliki 2 pilihan jurusan yang menurutnya sulit untuk dipilih.
Setelah di lakukan penggalian informasi lebih lanjut terhadap siswa diketahui bahwa SA merupakan salah satu siswa kelas XII TITL. Karakteristik kepribadian SA yang sangat percaya diri adalam mengungkapkan pendapat dan merupakan mantan ketua osis ternyata ia memiliki permasalahan terkait dengan kebingungan memilih program studi setelah lulus dari SMK. SA memiliki beberapa pilihan jurusan, namun ia tidak yakin dengan keputusan yang akan ia ambil. Hal inilah yang membuat SA merasa dilematis. SA mengambil jurusan TITL (Listrik), dalam proses pembelajaran dia mampu mengikuti mata pelajaran yang ada di listrik bahkan disela waktu luang dia biasanya dimintai bantuan oleh bapak/ibu guru/ orang-orang terdekatnya untuk membetulkan alat-alat elektronik yang rusak. Namun selain itu dia juga tertarik dengan jurusan Teknik Sipil, sehingga dalam pemilihan jurusan setelah lulus SMK ada 2 pilihan yaitu mengambil jurusan listrik (linier dengan jurusan di SMK) atau mengambil jurusan Teknik Sipil (sesuai dengan keinginan). Dari kedua jurusan yang sangat berbeda inilah yang membuat SF kesulitan mengambil keputusan jurusan apa yang akan ia pilih.  
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, konseli kesulitan untuk mencari jalan keluar atau solusi dari permasalahan yang dialaminya. Kondisi ini perlu segera ditangani agar konseli dapat segera mengatasi kesulitan belajarnya dan dapat menentukan skala prioritas. Pendekatan Solution Fokus Brief Counseling (SFBC) dengan menggunakan teknik Miracle Question, Scaling Question dan Compliment dapat diterapkan untuk permasalahan kesulitan konseli dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi.
Praktik ini penting dibagikan sebagai salah satu referensi penggunaan pendekatan SFBC untuk mengatasi kesulitan belajar konseli.
Peran dan tanggung jawab sebagai seorang guru bimbingan konseling dalam layanan konseling individu ini adalah sebagai konselor membantu klien untuk:
1.establishing rapport membentuk hubungan baik agar proses konseling berjalan lancar seperti yang diharapkan.
2.Identifying a solvable complaint mengidentifikasi keluhan-keluhan yang akan dipecahkan.
3.Establiashing goals menetapkan tujuan yang akan dicapai dalam proses konseling. Konselor bekerja dengan konseli dalam membangun tujuan-tujuan yang dibentuk secara spesifik dengan baik secepat mungkin. Untuk menetapkan tujuan dengan menggunakan pertanyaan keajaiban (miracle question).
4.Deigning an intervention merancang intervensi
5.Strategic task that promote change. Konselor memberikan motivasi untuk konseli melakukan perubahan
6.Identifying & emphazing new behavior & changes mengidentifikasi dan menguatkan khususnya terkait dengan menentukan pilihan program studi dan dalam tahap ini akan memunculkan teknik compliments.
7.Stabilization atau stabilisasi, Diakhir setiap sesi konseli membangun solusi-solusi (solution building), sementara konselor memberikan umpan balik (feedback), memberikan dorongan-dorongan, dan menyarankan apa yang konseli dapat amati atau lakukan sebelum sesi berikutnya untuk menyelesaikan masalah mereka.Teknik Miracle Question dapat dijadikan dorongan agar konseli mampu menemukan solusi dari masalah yang sedang dihadapi.
8.Termination. Pada tahap terminasi, konselor mengajukan pertanyaan untuk mengidentifikasi keberhasilan konseling dengan menerapkan teknik scalling.

Tantangan dalam mencapai tujuan praktik ini adalah sebagai berikut :
1.Tempat, ruang BK dan ruang Konseling kurang kondusif untuk melaksanakan layanan konseling individual, namun kondisi ini dapat teratasi dengan memanfaatkan R.Konseling Kelompok dengan melaksanakan konseling dengan duduk berhadapan.
2.Kesulitan dalam management waktu.
3.Kurangnya persiapan dan latihan konselor.
4.Terburu-buru dalam penyampaian layanan.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan:
1.Pemilihan tempat yang lebih kondusif.
2.Belajar untuk memanage waktu.
3.Persiapan perlu dimatangkan.
4.Dalam penyampaian layanan untuk tetap tenang dan fokus.
Strategi yang digunakan dalam melakukan layanan konseling individual menggunakan pendekatan Solution Fokus Brif Counseling (SFBC) dengan teknik Scaling Question, Miracle Question dan Compliment.

Dampak dari langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1.Konselor mampu menerapkan pendekatan SFBC  dalam layanan konseling individu.
2.Konseli mampu mengidentifikasi permasalahan  yang dialaminya, dan mampu menentukan solusi.
3.Konseli menjadi  lebih  tertarik  untuk  mengikuti kegiatan layanan BK selanjutnya
4.Konselor dapat mengetahui dan dapat merefleksikan diri tentang apa yang telah dilaksanakan.
Hasil dari kegiatan yang dilakukan yaitu kegiatan berjalan efektif, ketercapaian tujuan layanan dapat dilihat dari hasil pengisian lembar evaluasi.
Respon orang lain terkait strategi yang dilakukan sudah baik, mampu mengatasi kesulitan belajar dan membuat skala prioritas dan dapat diterapkan pada peserta didik atau konseli yang lain, yang memiliki permasalahan yang sama.
Faktor Keberhasilan Strategi:
1.Pihak terkait mendukung kegiatan layanan konseling individu.
2.Konseli mampu menentukan pilihan jurusan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
3.Konseli mampu memecahkan tantangan dalam hidupnya berupa memilih jurusan yang sesuai.
4.Konseli mampu mengukur kemampuannya dalam menentukan pilihan jurusannya.
5.Konselimampumenentukanlangkah-langkah  dalam menghadapi  Seleksi ujian masuk perguruan tinggi.
6.Kegiatan layanan konseling individual berjalan dengan baik dan lancar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun