Ijlal Setiawan, STEI SEBI
KONTROVERSI HADITS MISOGINIS
Perlu kita ketahui bersama bahwa pada saat ini marak dikalangan masyarakat muncul gerakan isu -- isu penyamarataan gender antara laki -- laki dan perempuan. Gerakan tersebut tumbuh bukan hanya dari kalangan masyarakat barat saja, akan tetapi banyak juga tumbuh dikalangan masyarakat muslim saat ini yang memang pada dasarnya islam sendiri sangat menentang gerakan ini. Gerakan inilah yang disebut dengan gerakan pemahaman Feminisme.
Feminisme berasal dari bahasa Inggris femenism yang berarti keadaan kewanitaan.4 Kamla Bhasin dan Nighat Sa'd Khan mengatakan, bahwa feminisme adalah suatu kesadaran akan penindasan dan pemerasan terhadap perempuan dalam masyarakat, ditempat kerja dan dalam keluarga serta tindakan sadar oleh perempuan maupun lelaki untuk mengubah keadaan tersebut.
Banyak cara yang dilakukan kelompok feminisme untuk merealisasikan misinya sehingga menimbulkan paradigma baru atas dasar bahwa agama islam selama ini berifat Androsentris (Berpusat pada laki -- laki ). Maka jelas kelompok feminisme sangatlah gentar untuk menyebar luaskan pemikiran mereka dengan dasar penyamarataan gender pada strata sosial masyarakat.
Jika kita berkaca pada sejarah yang terjadi pada abad 18, ternyata pemahaman kesetaraan gender sudah dipublikasikan oleh seorang intelektual yang bernama Qosim Amin melalui buku yang dia tulis dengan judul " Tahrir Al -- Mar'ah" ( Pembebasan Perempuan ) dan dilanjutkan oleh zia Goklap serta tokoh -- tokoh muslim lain dari penjuru dunia. Akan tetapi hal tersebut banyak sekali yang menentang termasuk juga dari kalangan perempuan itu sendiri.
Dari karya -- karya itulah muncul hadits yang dinamakan dengan hadits misoginis, yang artinya hadits -- hadits yang merendahkan martabat kaum wanita dengan alasan bahwa Rasul tidak mengajarkan kepada umatnya seperti itu.
Feminisme dan Hadits Misoginis
Kelompok feminisme berpendapat bahwa banyak hadits -- hadits dhoif yang menjadikan dasar pemahaman mereka. hadits tersebut adalah hadits misoginis, antara lain adalah:
. ( )
"Orang-orang yang menyerahkan urusan mereka kepada perempuan tidak akan pernah mengenal kemakmuran". (HR. Bukhari)