Ada yang masih ingat kisah ini? Seseorang yang memendam rindu pada kekasihnya. Menjalani LDR-an Pati-Bogor. Apa lagi setiap hujan turun, kesedihannya makin bertambah-tambah. Seolah langit mengerti, dan ikut merasakan rindu yang sama. Kemudian tangispun membuncah, seiring hujan yang jatuh ke tanah.
Pernah juga menjadi setengah gila. Seolah ia melihat kekasihnya ada di mana-mana. Tersenyum, siap menyambut peluk hangat. Namun ternyata, wajah yang dikira kekasihnya berubah jadi orang lain. Kembalilah air mata mengalir.Â
Kemudian, tanpa sepengetahuan kekasihnya. Pada bulan Maret 2020 Ia menumpahkan segala kerinduan melalui sebuah tulisan. Dikirimlah sepenggal rindu itu pada penerbit Indiscript Creative, Bandung. Lahirlah antologi buku pertama, "Kekasih Terbaik". Rindu itu terselip diantara kisah-kisah yang dibuat oleh penulis-penulis hebat dari dalam maupun luar negeri.
Bukan tentang rindu semata, di sana ada do'a-do'a yang banyak. Harapan yang tulus dipanjatkan, Keinginan untuk terus bersanding dengan kekasihnya tanpa terpisah jarak lagi.Â
"Kekasih Terbaik" Terbang ke mana-mana. Ke berbagai kota di tanah air. Hingga sampai di tangan kekasihnya sendiri. Tokoh utama, pemilik rindu itu bermuara.Â
 Kekasihnya menangis. Demi wujudkan mimpi, ia terpaksa hidup berjauhan. Batinnya pun berperang setiap hari, menanggung rindu yang sama beratnya.
Banyak pembaca yang hanyut dengan kisah ini. "Kekasih Terbaik" Menjelma jadi do'a yang dikumandangkan secara masal. Dan, keajaiban mulai terjadi. Do'a penulis benar-benar tembus ke langit. Harapannya menjadi kenyataan. Setiap kata yang ditulispun terkabul.Â
Penulis itu adalah aku. Sedangkan kekasih yang kurindukan berada di sampingku sekarang. Kami bahagia, menjalani hari-hari bersama. Kisah LDR Pati-Bogor sudah berakhir.