Mohon tunggu...
Iin Nadliroh
Iin Nadliroh Mohon Tunggu... Mahasiswa Pendidikan (Fakultas Tarbiyah) -

Mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Menyelami Karakter Anak

8 April 2017   07:02 Diperbarui: 8 April 2017   07:24 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Peribahasa ini banyak dikaitkan dengan karakter atau biasa disebut dengan kepribadian/watak/tabiat anak yang seringkali mirip dengan orang tuanya. Karakter anak yang dibawa sejak lahir merupakan turunan genetik dari keluarganya. Misalnya, ayah atau ibu termasuk orang yang banyak bicara/cerewet maka ada kecenderungan anak mewarisi karakter yang sama.

Ketika anak memasuki usia prasekolah, orang tua bisa mengamati perkembangan karakter anak. Secara umum tipe karakter digolongkan dalam 2 kategori, tergantung bagaimana anak menempatkan dirinya. Jika anak lebih suka berinteraksi dengan orang lain, maka anak bisa digolongkan ekstrovert. Sebaliknya, tipe anak introvertjustru lebih sering menikmati waktu sendirinya dengan merenung dan memikirkan kejadian atau pengalaman yang dialaminya. Selain itu, kepribadian anak juga bisa terlihat dari gayanya mengumpulkan informasi, misalnya tipe mengeksplorasidata serta fakta (sensing)atau tipe mengandalkan intuisi/insting/perasaan (intuition) yang sering menggunakan kalimat: “..rasa-rasanya.., atau “..sepertinya..”. karakter ini bisa dilihat sedini mungkin, terutama mengenali tipe anak ekstrovert dan introvert.

Dapatkah karakter anak diubah????

Jawaban yang benar adalah tidak. Namun pengaruh lingkungan seperti sekolah, teman dan keluarga berpotensi menguatkan atau melemahkan karakter tersebut. Trauma yang berat bisa membuat seolah-olah karakter anak berubah. Dengan terapi dan pendampingan yang tepat, karakter asli akan tetap lebih dominan dibandingkan dengan karakter hasil adaptasi atau trauma. Misalnya anak yang mengalami pelecehan seksual, mungkin tiba-tiba menjadi pendiam, tertutup dan sangat melindungi dirinya.

Masa prasekolah adalah saat orang tua membentuk pondasi kepribadian anak. Dengan menanamkan pembiasaan yang positif misalnya seperti membiasakan mengucapkan kata tolong, terimakasih, maaf, izin jika ingin bermain keluar dan bersikap sopan pada orang yang lebih tua ataupun dengan teman sebayanya. Sedangkan di usia sekolah, anak mulai berani mencoba hal-hal di luar kebiasaannya. Oleh sebab itu, sebaiknya orang tua bersikap konsisten dalam mengasuh. Selain itu anak juga dipengaruhi oleh lingkungan, sekolah atau teman sepermainannya. Orang tua juga bisa melihat bagaimana respon anak ketika menghadapi suatu permasalahan untuk melihat kepribadian yang unik. Sikap dan tingkah laku anak merupakan cerminan dari kepribadiannya.

Dengan bertambahnya usia, pemahaman anak juga perlu ditambah, misalnya ada anak yang sangat sensitif yang peka dan mudah sekali menangis. Berikan pelajaran bersikap bijaksana dalam menanggapi suatu permasalahan. Seperti tidak semua permasalahan harus disikapi dengan cara menangis. Ada kalanya, anak memberikan respon negatif tanpa disadarinya, misalnya dengan berkata kasar saat marah. Jangan langsung memarahi anak, beritahu bahwa sikapnya tidak baik dan berikan contoh sikap yang terpuji.

Sebaiknya kita sebagai orang tua harus pandai-pandai dalam menyikapi karakter anak, artinya di masa-masa tersebut karakter anak belum stabil atau masih berubah-ubah tergantung pengalaman hidupnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun