Mohon tunggu...
Igoendonesia
Igoendonesia Mohon Tunggu... Petani - Catatan Seorang Petualang

Lovers, Adventurer. Kini tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Tragis Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih

6 November 2014   16:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:29 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh tragis, dua orang WNI tewas mengenaskan di Hongkong. Satu orang bernama Sumarti Ningsih (25 tahun) asal Cilacap, Jawa Tengah dan seorang lagi wanita asal Sulawesi bernama Seneng Mujiasih (30 tahun). Keduanya menjadi korban keganasan seorang bankir psikopat asal Inggris yang tinggal di Hongkong bernama Rurik Jutting.

Sumarti yang dikenal juga di Hongkong bernama Alice dibunuh lebih dahulu dengan kejam, tubuhnya dimutilasi. Jasadnya ditemukan membusuk dalam koper di balkon lantai 31 apartemen mewah yang disewa Rurik. Sementara, Mujiasih yang dikenal dengan nama Jesse Lorena ditemukan polisi terkapar berlumuran darah dalam keadaan sekarat.

Kabar pembunuhan keduanya segera menjadi sasaran empuk berita media nasional dan internasional. Ketika saya coba mengetik 'Sumarti Ningsih' di mesin pencarian google, kabar pembunuhan keji wanita muda itu lebih banyak muncul di media asing. Ada BBCnews, CNN, Daily Mail, The Telegraph, Guardian, Mirror, UKnews, UKexpress bahkan Bloomberg yang gencar memberitakannya.

Dalam berita mereka, Sumarti alias Alice dan Mujiasih alias Jesse disebut sebagai TKW asal Indonesia yang bekerja sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) yang dengan gambalang ditulis sebagai "Indonesian Prostitute". Rurik disebut mereka sebagai "Double Prostitute Murder".

Kedua wanita malam itu diceritakan biasa mangkal Pub di Distrik Wan Chai yang dikenal sebagai kawasan remang-remang atau red distric-nya Hongkong. Sebelum menghilang, Sumarti diberitakan bercerita ke temannya bahwa dia akan dijanjikan bayaran oleh Rurik sekitar 19 juta semalam untuk berpesta liar. Sementara Jesse diberitakan Telegraph akan berpesta Halloween. Ia menggunggah status "Im Going to have fun" dalam laman facebooknya malam itu dan esoknya sudah ditemukan tak bernyawa.

Kisah tragis mereka menambah cerita kelam perantau asal Indonesia di luar negeri. Belum lama kita juga digegerkan oleh pembunuhan Mayang Prasetyo oleh kekasihnya di Australia. Wanita transgender itu juga dimutilasi, Ia juga diberitakan bekerja sebagai PSK kelas atas.

Rentetan peristiwa tragis ini tentunya harus menjadi perhatian pemerintah. Banyak TKW kita bernasib mengenaskan di negeri orang. Selain Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih yang terjun ke dunia hitam dan kemudian tewas menegenaskan, sebelumnya tentu juga kita tak asing dengan kisah mengenaskan pada 'pahlawan devisa' dan 'pahlawan keluarga' itu. Mereka memang rentan untuk menerima perlakuan tak menyenangkan di perantauan.

Semoga kisah Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih ini tak terulang di kemudian hari. Semoga pemerintah yang baru bisa membuka lapangan pekerjaan yang layak dan meningkatkan taraf hidup masyarakat sehingga kita bisa makmur di negeri sendiri. Amin

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun