Mohon tunggu...
IG TEGUH EKO
IG TEGUH EKO Mohon Tunggu... Guru - Trainer Pengembangan SDM, Praktisi Pendidikan.

Trainer Pengembangan SDM, Praktisi Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pola Asuh Kendali Emosi di Masa Pandemi

16 Februari 2021   07:34 Diperbarui: 16 Februari 2021   07:40 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak terelakkan lagi, masa pendemi ini membawa dampak luar biasa dalam segala lini kehidupan. Seakan semua berganti cara dalam menyikapi kehidupan ini. Yang dulu sebelum pandemi kebersihan tidak menjadi perhatian serius, mulai sekarang kebersihan menjadi utama. Semakin lebih higienis.

Salah satu dampak lain yang nyata adalah, model pembelajaran online atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Siswa tidak lagi belajar di sekolah namun dirumah. Anak semakin dimudahkan karena tidak harus pergi ke sekolah, cukup dari rumah saja. Tapi karena lamanya maka anak menjadi bosan, rindu  untuk belajar tatap muka.   

Yang tak kalah serunya adalah, orang tua dirumah juga dituntut mendampingi dalam belajar. Labih dari itu orang tua kadang juga dituntut untuk memahami materi ajar, bak guru menjelaskan di sekolah. Memang sebuah tantangan lebih bagi orang tua yang memiliki kesibukan di luar rumah. Orang tua juga dituntut untuk mencukupi kebutuhan keluarga dengan mencari nafkah. Dan masih banyak yang dikerjakan.

Kekerasan Terhadap Anak.

Dampak tak langsungnya adalah pola asuh pada anak saat pandemi. Pola asuh yang memilki kecenderungan untuk melakukan kekerasan. Kekerasan ini dimungkinkan dari dampak peran orang tua yang begitu banyak. 

Peran sebagai guru, peran sebagai orang yang menjaga kebersihan rumah, menyediakan kebutuhan keluarga, peran sebagai seorang pekerja, dan peran sebagi orang tua itu sendiri. Peran ini dilakukan dalam tempo yang sama maka berpeluang untuk terjadinya stress.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melakukan survei terhadap anak maupun orang tua pada masa pandemi covid 19 ini. Survei dilakukan secara online, ke 34 provinsi,  mulai 8 -- 14 Juni 2020. Hasilnya sungguh mengejutkan. Lihat dalam tabel dibawah ini :

Sumber: Data KPAI 8-14 Juni 2020
Sumber: Data KPAI 8-14 Juni 2020
Dari gambar diatas jelas menunjukkan cubitan lebih sering diterima anak saat PJJ di rumah. Kemudian jewer, pukulan, dan ditarik. Kekerasan seperti ini tentu berdampak buruk bagi perkembangan anak. Maka tak aneh jika ada beberapa anak tidak lagi nyaman belajar dirumah karena perlakuan orang tua.

Sumber: Data KPAI 8-14 Juni 2020
Sumber: Data KPAI 8-14 Juni 2020
Lalu siapa saja sosok yang sering melakukan tindakan kasar pada anak. KPAI juga memberikan gambaran dari hasil survei, bahwa Ibu lebih sering melakukan kekerasan. Bisa dimungkinkan karena ibu yang lebih sering mendampingi anak dalam proses belajar di rumah. Sosok Kakak/adik dan ayah berada diposisi kedua dan tiga.

Dari hasil survei, ibu dan ayah sama-sama mengakui melakukan tindakan kekerasan terhadap anak. Kekerasan tidak hanya secara fisik namun juga secara psikis. Anak tidak lagi memiliki pilihan karena secara fisik dan psikis sama-sama tersakiti. Kemeana mereka akan mengadu ?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun