Malang, Jawa Timur - Inovasi dalam dunia pendidikan kembali hadir dari seorang mahasiswi Universitas Negeri Malang, Khusnul Masrifah, bersama timnya, mengembangkan perangkat soal penilaian akhir semester mata pelajaran Bahasa Arab berbasis keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). Inovasi ini bertujuan mendukung implementasi Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran aktif, berpikir kritis, dan kontekstual. Tak hanya membuat siswa lebih cerdas, pendekatan ini juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi dunia nyata.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development (R&D) dengan model Four-D (4D) yang terdiri dari tahapan Define, Design, Develop, dan Disseminate. Soal-soal dikembangkan berdasarkan buku Bahasa Arab Al-'Ashri untuk kelas X yang digunakan secara luas di sekolah-sekolah Muhammadiyah Jawa Timur.
"Mereka harus bisa berpikir, berpendapat, dan memecahkan masalah. Itu bisa dilatih dari pelajaran apapun, termasuk Bahasa Arab. Penekanan kami bukan hanya pada hafalan, tapi juga pada bagaimana siswa bisa menganalisis, mengevaluasi, bahkan menciptakan gagasan baru dalam konteks berbahasa Arab, " jelas Masrifah.
Dalam proses pengembangan, soal-soal ini telah divalidasi oleh ahli materi dan ahli bahasa. Hasilnya, instrumen penilaian memperoleh nilai kelayakan sangat tinggi, dengan skor validasi materi sebesar 94% dan validasi kebahasaan 84%. Tak hanya itu, uji coba kepada siswa kelas X di SMA 1 Muhammadiyah 1 Ponorogo menunjukkan bahwa soal-soal ini valid, memiliki reliabilitas tinggi, serta tingkat kesulitan dan daya pembeda yang berada dalam kategori layak dan baik.
Materi yang diangkat mencakup empat tema utama semester pertama: At-Ta'aruf, Al-Baitu, Al-Madrasatu, dan Al-Maktabatu, dengan integrasi indikator HOTS pada setiap keterampilan: qira'ah (membaca), qawaid (kaidah tata bahasa), dan kitabah (menulis).
"Kami ingin membentuk generasi pelajar yang tidak hanya fasih secara linguistik, tetapi juga mampu berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah, baik dalam bahasa maupun kehidupan sehari-hari, " tambah Masrifah.
Produk akhir dari penelitian ini telah didistribusikan dalam bentuk soal cetak dan digital ke guru Bahasa Arab SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo. Soal-soal ini siap digunakan dalam ujian semester dan jadi alternatif evaluasi pembelajaran yang lebih bermakna.
"Ini langkah kecil, tapi dampaknya besar untuk masa depan pembelajaran Bahasa Arab yang lebih progresif dan kontekstual," pungkasnya.
Penelitian ini menjadi contoh nyata bagaimana pendekatan berbasis filosofi pendidikan seperti konstruktivisme, pragmatisme, dan empirisme dapat diimplementasikan dalam pengembangan instrumen pembelajaran yang kontekstual dan adaptif terhadap tantangan abad ke-21.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI