Mohon tunggu...
Ifadhila Affia
Ifadhila Affia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Our Eyes'" Gagasan Indonesia untuk ASEAN

1 Maret 2018   17:55 Diperbarui: 1 Maret 2018   21:33 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seolah tak ada habisnya, terorisme masih menjadi masalah yang perlu diberi perhatian lebih oleh setiap negara berdaulat, tak terkecuali Indonesia. Dewasa ini, ancaman terorisme, ekstremisme, maupun radikalisme kembali marak dan berkembang pesat hingga menimbulkan kekhawatiran negara-negara di dunia. Di kawasan Asia Tenggara sendiri, tercatat peningkatan jumlah serangan teror sejak tahun 2013. 

Terlebih lagi, wilayah Asia Tenggara juga berindikasi menjadi basis pergerakan terorisme. Jaringan teroris yang berada di Asia Tenggara adalah jaringan yang berkembang akibat dorongan ideologi revolusioner dan motif religius dari kelompok islam radikal. Hal ini terbukti dengan adanya peristiwa Marawi di Filipina berupa operasi militer dari pemerintah Filipina melawan militan ISIS yang berlangsung selama kurang lebih lima bulan. 

Selain ISIS, berdasarkan data dan pengamatan para ahli, kelompok islam radikal yang lain seperti Al-Qaeda dan Abu Sayyaf juga diduga tengah membangun dan menyebar jaringan terorismenya di wilayah Asia Tenggara pasca runtuhnya kelompok-kelompok tersebut di Timur Tengah. Ancaman nyata terhadap stabilitas keamanan ini membuat Indonesia tergerak untuk mengantisipasi bahaya terorisme tidak hanya secara internal, namun juga secara eksternal yaitu dengan menjalin kerja sama internasional, khususnya dengan sesama negara ASEAN.

Negara-negara ASEAN telah menyadari bahwa isu keamanan akibat terorisme tidak bisa dianggap sebatas masalah dalam negeri saja, tetapi menjadi permasalahan global yang perlu ditangani bersama. Berawal dari kesadaran tersebut, enam negara ASEAN yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Brunei Darussalam menyepakati kerja sama di bidang intelijen dan pertahanan bernama 'Our Eyes' yang digagaskan oleh Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu. 

Pada dasarnya, 'Our Eyes' adalah program kerja sama yang terilhami dari konsep 'Five Eyes' Amerika Serikat dan sekutunya dalam bidang yang sama. Kerja sama ini melibatkan unsur pertahanan militer dan pertukaran informasi strategis dalam rangka memperkuat keamanan regional untuk menghadapi ancaman terorisme dan radikalisme. Dengan adanya 'Our Eyes' ini, negara-negara ASEAN diharapkan memiliki sinergitas dan koordinasi dalam menanggulangi ancaman terorisme di Asia Tenggara walaupun tiap-tiap negara memiliki cara yang berbeda dalam penanggulangan tersebut.

'Our Eyes' sendiri diluncurkan pada 25 Januari 2018 di Nusa Dua, Bali. Dipimpin oleh Menhan RI Ryamizard, perwakilan dari masing-masing negara peserta menandatangani joint statement secara bergantian pada acara soft launchingtersebut. Kesepakatan terkait 'Our Eyes' ini pun tak lain merupakan bentuk revisi dan pengembangan dari Trilateral Cooperative Arrangement (TCA) yang program kerja sebelumnya meliputi pertukaran informasi strategis, patroli maritim bersama, pengawasan zona udara, dan pembentukan Maritime Command Centre di wilayah Laut Sulu. Mekanisme kerja sama 'Our Eyes' telah didiskusikan bersama keenam negara peserta sebelumnya pada pertemuan Joint Working Group pada 30 November 2017 di Jakarta dan 24 Januari 2018 di Bali. 

Salah satu agenda kerja 'Our Eyes' yang sampai saat ini telah dipaparkan pada publik adalah pertemuan rutin setiap dua minggu sekali untuk membahas dan bertukar informasi tentang terorisme dan radikalisme, bertempat di negara-negara anggota secara bergantian. Fokus bahasan 'Our Eyes' sejauh ini adalah mendeteksi keberadaan teroris dan upaya untuk memusnahkan jaringan terorisme di kawasan ASEAN. Tak hanya itu, negara anggota kerja sama 'Our Eyes' juga mendeklarasikan komitmen untuk senantiasa menjaga perdamaian dan stabilitas keamanan kawasan.

Indonesia secara terbuka memberi dukungan penuh terhadap kerja sama 'Our Eyes' ini. Saat ini, 'Our Eyes' hanya beranggotakan enam dari sepuluh negara ASEAN. Namun, untuk ke depannya, 'Our Eyes' diharapkan akan berkembang lebih luas keanggotaannya. Menhan RI Ryamizard menyampaikan bahwa 'Our Eyes' tidak menutup kemungkinan untuk mengajak negara luar ASEAN bekerja sama, tetapi untuk melakukan hal tersebut dibutuhkan peninjauan lebih lanjut terlebih dahulu. Beberapa negara maju yaitu Australia, Amerika Serikat, China, Jepang, dan juga Rusia bahkan telah menaruh minat untuk terlibat aktif dalam pertukaran informasi 'Our Eyes' namun masih hanya bisa berposisi terbatas sebagai pengamat karena fokus penangkalan masalah kerja sama untuk saat ini asalah kawasan ASEAN.

 Dengan demikian, meskipun tampak sederhana, kerja sama 'Our Eyes' ini tentunya akan memberi dampak positif yang besar terhadap stabilitas dan keamanan regional ASEAN. Pertukaran dan pembaruan informasi strategis akan sangat menunjang pengambilan keputusan dan prediksi situasi yang tepat dalam menangkal bahaya terorisme. Selain dari aspek pertahanan, realisasi nyata dari 'Our Eyes' ini pun juga membuktikan bahwa Indonesia mampu menjalin hubungan internasional yang baik dengan sesama negara ASEAN, mengingat Indonesialah yang menggagaskan dan memprakarsai ide kerja sama tersebut.

Referensi: 1 23 4

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun