Seiring dengan pembangunan dunia pariwisata di berbagai daerah dan gaya hidup masyarakat, salah satu bentuk kegiatan yang suka dilakukan oleh masyarakat adalah turing.Â
Pada umumnya yang melakukan turing adalah kalangan kaum urban, kalangan pekerja, kalangan eksekutif, atau komunitas tertentu. Â Turing juga sebagai sarana untuk reuni, silaturahmi, atau mengusir kepenatan dari berbagai beban pekerjaan.
Walau ada yang menggunakan kendaraaan roda empat, tapi para peturing lebih banyak yang menggunakan kendaraan roda. Mengapa demikian?Â
Menurut saya, karena dinilai sensasinya lebih "dapat" dibandingkan dengan menggunakan kendaraan roda empat. Hembusan angin yang mengena ke tubuh, tarikan gas, hentakan rem, perpindahan gigi (bagi yang tidak menggunakan motor matik) dan suara knalpot (walau tentunya tidak harus bising) menjadi sensasi tersendiri bagi pelakunya.
Selain itu, mobilitasnya juga lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan kendaraan roda dua, karena bisa menembus ke daerah-daerah pelosok dengan medan yang sulit, terjal, dan sempit.
Dari perspektif pendidikan karakter dan literasi, menurut saya, ada pelajaran-pelajaran yang bisa diambil, antara lain:
Pendidikan Karakter
1.  Kebersamaan
Turing biasanya dilakukan oleh sekian banyak orang. Jumlahnya belasan atau puluhan orang. Mereka yang ikut turing dilandasi oleh hobi yang sama, yaitu traveling, senang menjelajahi daerah baru, dan menyukai tantangan. Ada rasa kebersamaan saat semua peserta berkumpul di lokasi pemberangkatan.Â
Mereka berkonvoi menuju lokasi yang dituju. Walau menempuh perjalanan jauh, bisa mencapai ratusan atau bahkan ribuan kilometer, tetapi karena dilakukan bersama-sama, maka tetap menyenangkan dan tidak terasa capek. Rasa kebersamaan diharapkan berdampak terhadap meningkatnya rasa persaudaraan dan kekeluargaan.
2. Â Komunikasi