Kepala sekolah merupakan figur penting dalam peningkatan mutu satuan Pendidikan. Ditangannya sekolah bisa semakin berkualitas, relatif stagnan, atau mungkin justru menurun.Â
Hal ini tidak lepas dari kepemimpinan dan kompetensi manajerialnya. Kepala sekolah adalah guru terpilih yang diberikan tugas menjadi kepala sekolah setelah yang bersangkutan lulus diklat calon kepala sekolah selama 300 JP.
Berkaitan dengan Tupoksi Kepala Sekolah, Mendikbud telah menerbitkan Permendikbud Nomor 6 Tahun 2016 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah.Â
Pasal 1 ayat (6) menyatakan bahwa "Kepala Sekolah adalah guru yang diberi tugas untuk memimpin dan mengelola satuan pendidikan yang meliputi taman kanak-kanak (TK), taman kanak-kanak luar biasa (TKLB), sekolah dasar (SD), sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah pertama luar biasa (SMPLB), sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), sekolah menengah atas luar biasa (SMALB), atau Sekolah Indonesia di Luar Negeri."
Lalu pada pasal 15 ayat (1) dinyatakan bahwa "Beban kerja Kepala Sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada Guru dan tenaga kependidikan. Â
Dan ayat (2) dinyatakan bahwa "Beban kerja Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk mengembangkan sekolah dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan 8 (delapan) standar nasional Pendidikan."
Setiap pemimpin tentunya berharap dia bisa diterima ditempatnya bertugas dan para staf bisa membantu atau bekerja sama dengannya dalam mencapai atau merealisasikan visi dan misi dan lembaga yang dipimpinnya.Â
Oleh karena itu, sebagai pemimpin, dia harus mampu meyakinkan staf-stafnya untuk mau membantu dan bekerja sama dengannya. Apalah artinya seorang pimpinan tanpa ada kepercayaan, legitimasi, dan dukungan dari para stafnya?
Pertanyaannya adalah bagaimana cara meyakinkan para stafnya? Tentu saya dia mampu memperlihatkan visinya, memperlihatkan kemampuan, kematangan, dan kedewasaannya sebagai seorang pemimpin.Â
Dengan kata lain, seorang pemimpin harus memiliki seni dalam memimpin, karena pada dasarnya memimpin adalah mempengaruhi orang lain untuk untuk mengikuti setiap keinginan dan atau programnya.
Setiap staf tentunya menginginkan seorang pemimpin yang bisa memimpin, membina, dan memberikan kesejahteraan lahir dan batin terhadap mereka, karena bagi staf, indikator kesuksesan seorang pemimpin adalah mampu memberikan kesejahteraan lahir dan batin.Â