Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemilu, Literasi, dan Pendidikan Karakter

16 April 2019   18:57 Diperbarui: 16 April 2019   19:38 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PEMILU, LITERASI, DAN PENDIDIKAN KARAKTER

Oleh:

IDRIS APANDI

(Praktisi Pendidikan, Penulis Buku Menjadi Pemilih Literat)

Tanggal 17 April 2019 bangsa akan memilih presiden, wakil presiden, anggota DPRD Kabupaten/Kota, anggota DPRD Provinsi, anggota DPR-RI, dan anggota DPD RI periode 2019-2024. Melalui suara yang mereka salurkan, mereka berharap adanya adanya perubahan negeri ini ke arah yang lebih baik sesuai dengan harapan dan cita-cita para pendiri negeri ini, yaitu negara yang mampu melindungi segenap tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kesejahteraan umum, dan ikut serta dalam perdamaian dunia.

Dalam konteks literasi dan pendidikan karakter, ada beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai catatan dari pelaksanaan pemilu. Pertama, dari konteks literasi, hal yang dapat dicermati adalah kemelekkan calon pemilih terhadap para calon yang bersaing baik calon capres-cawapres, maupun calon anggota DPRD/DPR-RI/DPD-RI. Selain mendapatkan informasi melalui kampanye yang dilakukan para kontestan, para pemilih dapat menelusuri profil dan rekam jejaknya dari media sosial yang dimiliki para calon dan situs yang menyajikan profil kandidat.

Para pemilih memang harus bekerja keras untuk menyempatkan banyak waktu kalau ingin mengetahui rekam sejak setiap kandidat, khususnya para calon anggota DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, DPR-RI, dan DPD-RI karena jumlahnya yang banyak, mencapai ratusan dalam satu daerah pilihan (dapil) dan rata-rata kurang dikenal. Dari sekian banyak calon, paling hanya beberapa saja yang tahu atau dikenal oleh pemilih.

Rangkaian debat capres-cawapres yang dilakukan sebanyak lima kali juga menjadi referensi bagi pemilih, utamanya pemilih yang masih "galau" untuk menentukan pilihannya. Walau waktunya terbatas dan kurang bisa mengeksplorasi kemampuan para kandidat, tetapi setidaknya para pemilih dapat mendengar visi, misi, dan strategi mereka dalam membangun bangsa dan negara ini jika terpilih memimpin selama lima tahun ke depan.

Di tengah banyaknya berita dan informasi yang berdar di media, khususnya media sosial, para pemilih harus hati-hati dan waspada terhadap informasi yang mereka terima atau dapatkan, karena banyak informasi yang berisi fitnah dan hoaks. Disinilah para calon harus meningkatkan daya literasinya, cek dan ricek, tabayyun, agar tidak terjebak ke dalam berita hoaks dan fitnah tersebut. Berita hoaks dan fitnah telah menjadi masalah sekaligus noda dalam pelaksanaan demokrasi lima tahunan ini.

Selain literat terhadap rekam jejak para kontestan yang bersaing, para pemilih juga harus literat terhadap prosedur atau teknis menyalurkan hak pilihnya. Mulai dari membawa KTP/KK, surat undangan (C-6), mengetahui jenis-jenis kartu suara yang akan dicoblos, mengetahui tata cara mencoblos kartu suara yang sah. Berkaitan dengan hal ini, sebenarnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah melakukan sosialisasi melalui berbagai media. Saat hari H pencoblosan pun, petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS) juga pasti memberikan pengarahan dan menunjukkan tata cara pemungutan suara kepada para pemilih. Selain itu, juga memasang papan informasi seputar pilpres dan pileg untuk dibaca oleh para pemilih sebelum mereka menyalurkan hak pilihnya.

Pascapemungutan suara, para pemilih mengikuti perkembangan informasi seputar hasil pemungutan suara. Ini pun sebagai bentuk literasi informasi. Dengan teknologi canggih dan metode hitung cepat (quick count) saat ini, hasil pemungutan suara dapat diketahui dengan cepat. Beberapa jam pascapemungutan suara, pemenang hampir dapat diketahui. Walau demikian, hasil resmi tentunya menunggu pengumuman dari KPU.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun